SUMBER,(Fokuspantura.com),- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon, H Aidin Tamim menilai seringnya rotasi Aparatur Sipil Negara (ASN) membuat terganggunya pelayanan publik.

Aidin menilai bahwa tindakan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi Sastra melakukan rotasi pejabat dua kali dalam dua bulan terakhir membuat sebagian instansi Pemerintah Kabupaten Cirebon menjadi terganggu. Pasalnya, mereka baru saja menduduki jabatan baru harus dipindahkan lagi ke jabatan yang lain.

Dia menegaskan, seharusnya jangan melakukan rotasi pejabat terlalu sering. Karena, seseorang menjabat suatu jabatan tidak akan ada hasil bila hanya sebentar. Butuh waktu beberapa bulan minimal untuk mendapatkan hasil tertentu.

“Jangan sampai baru menduduki jabatan kepala sekolah baru sebentar harus dipindah lagi! Apalagi sampai ada satu kursih jabatan diduduki oleh dua orang. Emang mau dipangku salah satunya? Kan tidak bisa. Masa satu sekolah kepala sekolahnya ada dua?” Ujar Aidin.

Sementara itu, Bupati Cirebon  H. Sunjaya Purwadisastra mengatakan, mutasi dan rotasi kali ini, sebagai langkah strategis yang bertujuan agar birokrasi tetap berjalan. Padahal, awalnya Bupati enggan membeberkan nasib pergeseran ratusan ASN di Pemkab Cirebon. Selain itu, mutasi dan rotasi juga untuk mengisi kekosongan yang terjadi di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

“Kalau mutasi dan rotasi ini dibilang sering yaitu diskresi dari pimpinan. Saya sudah konsultasi dengan Mendagri, Menteri bilang jangankan sebulan sehari saja ASN tidak benar menjalankan tugas bisa dicopot. Tapi ini tidak ada kaitannya dengan politik, tidak ada,” tegasnya.

Namun Aidin tetap berharap jangan sampai ada unsur politik dalam rotasi yang dilakukan Sunjaya. Rotasi yang dijalankan harus berorientasi kepada kepentingan rakyat dan pelayanan publik di Kabupaten Cirebon. (Ibrahim)