INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Salah satu murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, meninggal dunia diduga akibat korban Bullying atau perundungan, Kamis 1 Agustus 2024.
Dikutip kampuspsikologi.com menyebutkan bahwa Bullying atau perundungan adalah penyalahgunaan kekuatan serta perilaku agresif yang bertujuan untuk menyakiti orang lain yang dilakukan oleh rekan atau peers secara berulang dan melibatkan ketimbangan kekuatan baik secara nyata atau menurut anggapan antara perilaku dan korban (Olweus D. dalam Wolke & Lereya,2015).
Sedangkan American Psychological Association (APA) mendefinisikan bullying adalah sebagai sebuah bentuk perilaku agresif yang dilakukan secara berulang dan disengaja untuk menimbulkan perasaan tidak nyaman maupun cidera bagi korban (Bullying, t.t.)
Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian bullying atau perundungan merupakan sebuah perilaku agresi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang melalui secara sengaja dan berulang dengan tujuan agar orang lain merasa tidak nyaman maupun hingga menimbulkan dampak buruk lain seperti cedera secara psikologis, fisik, dan sosial.
Fakta perilaku agresif yang dilakukan secara berulang dan diduga disengaja menimpa W murid kelas 5 salah satu SDN di Kecamatan Cikedung tersebut, berujung meragang nyawa dan ramai di jagat media sosial. Terduga pelaku yang masih dibawah umur tersebut tak menyangka akan berdampak serius dari perbuatan yang dilakukan bersama rekan sekelasnya.
Informasi yang diperoleh, kejadian Bullying tersebut dilakukan pada Kamis, 1 Juli 2024 sekitar pukul 09.30 waktu jam istirahat di lingkungan sekolah. Terduga pelaku memukuli W dengan sabetan kayu di sekitar punggung leher hingga menyebabkan W harus dilarikan ke Puskesmas Cikedung.
“Sekitar jam 10.00 WIB salah satu guru di sekolah tersebut mondar mandir tidak jelas, tiba – tiba ada dua guru memapah murid dengan mengendarai sepeda motor,” ungkap sumber di sekitar sekolah tersebut.
Sumber lain menyebutkan, tim medis Puskesmas menyarankan W dirujuk ke RSUD Indramayu. Namun sesampainya di IGD RSUD Indramayu, korban W dinyatakan sudah tidak bernyawa bahkan pantauan di media sosial tepatnya pukul 15.30 wib, korban W dilarikan ke RSUD Indramayu untuk dilakukan visum luar.
“Saat di Puskesmas Cikedung, W masih ada tanda – tanda kehidupan, tapi kronologis persisnya tidak jelas dan simpang siur,” tuturnya sumber lain.
Humas RSUD Indramayu, Tarmudi, membenarkan adanya salah satu pasien anak dari Kecamatan Cikedung yang ditangani di IGD pada Kamis 1 Agustus 2024 sore hari untuk dilakukan visum luar.
“Benar Visum luar, tadi sore nyampai IGD sudah meninggal,” tuturnya saat dikonfirmasi kebenaran informasi yang beredar di Media Sosial.
Tim Inafis Polres Indramayu diturunkan untuk mencari bukti-bukti petunjuk penyebab kematian W yang masih simpang siur. Bahkan untuk melengkapi hal hal yang berdampak tuntutan hukum, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu turun tangan menyelesaikan masalah tersebut. Entah siapa yang berinisiatif jenazah W harus dilakukan otopsi. Namun fakta dilapangan hingga malam hari pukul 23.00 wib, jenazah masih berada di RS Bhayangkara.
“Sekarang saya masih di RS Bhayangkara,” tutur Kabid Pendidikan SD Disdikbud Indramayu, Untung Aryanto, saat dikonfirmasi.
Hingga berita ini dimuat, belum ada pernyataan resmi di penyidik PPA Polres Indramayu Ihwan penanganan perkara dan penyebab kematian W salah satu murid SD di Kecamatan Cikedung. Namun di kediaman rumah jenazah, Jumat 2 Agustus 2024, tampak karangan bunga dari Bupati Indramayu sudah terpasang sebagai bentuk bela sungkawa menjelang prosesi pemakaman.(Red/FP).