SwasembadaDinas Tanaman Pangan Jabar Galakkan Gerakan "Spot-Stop"

Dinas Tanaman Pangan Jabar Galakkan Gerakan “Spot-Stop”

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat, menggalakkan Gerakan Spot-Stop, sebuah gerakan pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT) Tanaman Pangan di Desa Juntiweden Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu, Rabu (17/5/2017).

 

 

Gerakan ini bertujuan untuk mengantisipasi serangan hama wereng penggerek batang, yang mulai menyerang tanaman padi di sejumlah lahan persawahan di wilayah Kecamatan Juntinyuat. Hadir dalam kegiatan ini, Ir. Hj. Alih Yuliah, selaku Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (PPOPT) ahli dari Sub Unit Pelayanan dan Perlindungan Tanaman dan Holtikultura Wilayah III Indramayu, didampingi Kuwu Juntiweden Waryono.

 

Dalam kesempatan ini, Alih Yuliah memberikan penyuluhan mengenai pengendalian organisme pengganggu tanaman, khususnya hama wereng penggerek batang yang kini mulai menyerang tanaman padi di sejumlah kawasan. Menurut Alih, petani harus pintar-pintar dalam membasmi salah satu hama yang menjadi momok bagi petani ini. Selain agar pemberantasan hama berjalan efektif, penggunaan insektisida secara efektif dan efisien bisa memangkas biaya produksi yang dikeluarkan petani.

 

“Yang paling utama adalah hama wereng bisa diberantas, biaya produksi petani berkurang, ujung-ujungnya ketahanan pangan yang telah dicanangkan pemerintah bisa dijaga” terang Alih di hadapan petani.

 

Dalam ambang batas normal, petani belum perlu untuk menggunakan insektisida untuk memberantas hama wereng penggerek batang. Penggunaan insektisida baru diperlukan, jika populasi hama yang mengganggu pertumbuhan tanaman padi telah melebihi ambang batas normal. Jika insektisida digunakan petani saat populasi wereng dalam ambang batas normal, dikhawatirkan hanya akan membunuh sejumlah predator alami hama wereng.

 

“Alih-alih petani memberantas hama wereng, malah predator alami hama wereng yang terbunuh akibat penggunaan insektisida yang tidak tepat sasaran” tandas Alih kepada petani.

 

Selain memberikan penyuluhan kepada petani, Sub Unit Pelayanan dan Perlindungan Tanaman dan Holtikultura Wilayah III Indramayu membagikan insektisida gratis kepada petani. Insektisida yang dibagikan kemudian disemprotkan ke lahan persawahan yang mulai terkena serangan hama wereng. Kegiatan dilakukan secara massal oleh petani secara bergotong-royong.

 

Ketua Kelompok Tani Bango Desa Juntiweden, H. Taryono, mengatakan, serangan hama wereng penggerek batang menjadi momok yang menakutkan bagi petani. Serangan hama tersebut, mengakibatkan pertumbuhan tanaman padi tidak berjalan secara optimal.

 

“Kalau menurut petani Junti sih tanaman padi menjadi klowor” jelas Taryono.

 

Menurutnya, pertumbuhan tanaman padi yang tidak optimal, berdampak pada penurunan hasil panen yang didapat petani. Dalam kondisi normal, satu hektar lahan persawahan bisa menghasilkan hingga 8 hingga 9 kwintal gabah. Namun akibat serangan hama wereng, hasil panen yang didapat petani maksimal hanya 5 kwintal gabah per hektar.

 

“Banyak petani mengeluh. Hampir separuh dari hasil panen musim rendeng yang lalu berkurang akibat serangan hama wereng” lanjut Taryono.

 

Selain keluhan hasil panen yang turun drastis, mereka mengeluhkan harga jual gabah yang dianggap tidak sebanding dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan.

 

 

“Bayangkan saja mas, harga gabah yang telah ditetapkan pemerintah segitu-gitu saja. Tapi harga pupuk dan obat-obatan terus-terusan naik” pungkas Taryono kepada Fokuspantura.com.

 

Petani berharap, pemerintah lebih memperhatikan nasib petani yang menjadi untuk tombak dalam menjaga ketahanan pangan bangsa Indonesia. Selain menuntut kenaikan harga dasar gabah, mereka meminta pemerintah untuk menekan harga pupuk dan obat-obatan yang terus mengalami kenaikan.

 

Gerakan Spot-Stop, merupakan gerakan pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT) Tanaman Pangan, yang diprakarsai Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat, Sub Unit Pelayanan dan Perlindungan Tanaman dan Holtikultura Wilayah III Indramayu. Selain memberantas serangan organisme pengganggu tanaman, gerakan ini bertujuan untuk menjaga dan mengamankan ketahanan pangan yang telah dicanangkan pemerintah Republik Indonesia. (Ucup Supriyatno)

ads

Baca Juga
Related

SMPN I Patrol Kembangkan Gerakan Literasi Sekolah

PATROL, (Fokuspantura.con),- Upaya peningkafa minat baca dan menulis terus...

GNPK RI Kabupaten Indramayu Dukung Sepuluh Program Unggulan

INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Ketua GNPK-RI Kabupaten Indramayu, Djaja DJ mendukung...

Proyek Rehabilitasi Tanggul Waduk Cipancuh Ancam Produksi Pangan

INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Rencana revitalisasi tanggul Waduk Cipancuh, Kecamatan Gantar,...

Gencar, Razia Tempat Mesum di Indramayu

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),– Razia lokasi prostitusi, warung remang (warem) dan tempat...
- Advertisement -

FokusUpdate

Popular

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu