INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kabupaten Indramayu memasuki usianya yang ke 496 dirayakan melalui Sidang Istimewa DPRD Indramayu, Sabtu 7 Oktober 2023.
Usungan tema Hari Jadi Indramayu ke 469 yakni Indramayu Tangguh, Ekonomi Tumbuh Menuju Ketahanan Pangan Mandiri adalah sebuah konsep yang patut di implementasikan secara jelas dan terukur. Pasalnya capaian indikator kinerja Pemkab Indramayu saat ini perlu dilakukan restrukturisasi secara komperhensif terutama pada sektor pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. Mengingat tiga indikator itu sangat urgen sebagai prioritas terlebih urusan pendidikan dan kesehatan menjadi dominan sebagai kunci keberhasilan kinerja pemerintah agar tercapai target kesejahteraan masyarakat.
“Konsep lumbung pangan nasional, hendaknya tidak mengabaikan bahkan mengurangi anggaran program urusan dasar yakni pendidikan dan kesehatan, tetapi dari konsep lumbung pangan itu, tercover seluruh program urusan wajib yang harus juga menjadi prioritas,” ungkap Anggota DPRD Propinsi Jawa Barat, Syamsul Bachri, usai menghadiri acara Sidang Paripurna Hari jadi Indramayu ke 469 tahun 2023, Sabtu 7 Oktober 2023.
Ia mencontohkan, bagaimana peran perguruan tinggi fakultas pertanian di Kabupaten Indramayu dalam merespon tema ketahanan pangan saat ini. Sudahkan mahasiswa dan masyarakat melakukan riset dan penelitian terhadap potensi daerah lumbung pangan di Kabupaten Indramayu guna mengawal tema Indramayu Tangguh, Ekonomi Tumbuh Menuju Ketahanan Pangan Mandiri.
Menurutnya, implementasi dari tema Hari Jadi Indramayu Tangguh, Ekonomi Tumbuh Menuju Ketahanan Pangan Mandiri harus dibarengi dengan langkah-langkah yang tepat dan terukur, yakni bagaimana pemerintah daerah memberikan jaminan kepada petani terhadap harga gabah, mampu mengolah hasil produksi padi petani secara mandiri melalui peran serius BUMD, membangun lembaga koperasi petani yang unggul serta melakukan kerjasama dengan pihak luar baik regional, nasional maupun internasional untuk menjamin hasil produksi gabah petani di Kabupaten Indramayu sebagai daerah lumbung pangan secara mandiri.
” Pemerintah pusat telah menetapkan Kabupaten Indramayu sebagai Lumbung Pangan Nasional, tetapi sejauh ini, tingkat kesejahteraan petani masih belum menunjukkan angka yang positif,” tuturnya.
Ia menambahkan, dalam data yang ada surplus padi saat ini sekitar 600 ribu ton per tahun, kondisi tersebut belum diimbangi dengan fakta empiris yang dapat memberikan kesejahteraan bagi petani Indramayu. Harusnya, dengan surplus padi yang besar, tidak ada beras impor pemerintah yang masuk ke daerah lumbung pangan.
Ia mencontohkan, rata – rata kondisi di pedesaan, para petani yang mayoritas petani penggarap, tidak dapat bertahan lama untuk menyimpan gabah dari hasil panen. Bahkan cenderung hasil panen tersebut habis terjual untuk menutupi biaya produksi, pembayaran bunga bank atau digunakan untuk sewa lahan garapan tahun berikutnya.
Mengapa demikian, karena pemerintah belum memberikan jaminan dan garansi kepada petani di Kabupaten Indramayu melalui program bantuan garansi lumbung pangan misalnya atau mengganti subsidi pupuk menjadi subsidi harga gabah untuk petani penggarap dan pemilik lahan.
Dilain pihak, Pemprov Jabar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura, belum mempersiapkan kompensasi atau insentif bagi Kabupaten Indramayu sebagai daerah lumbung pangan nasional atau mendukung konsep Pusat Pangan (Puspa). Pasalnya, Indramayu daerah lumbung pangan nasional jangan hanya sekedar obyek politik pencitraan, tetapi lebih sebagai subyek politik untuk penguatan SDM petani dan masyarakat di Kabupaten Indramayu.
Sehingga tema Hari Jadi Indramayu ke 469 ini bukan hanya slogan dan keniscayaan, tetapi akan dapat diimplementasikan sebagai kerangka acuan program pro rakyat yang harus didukung dengan baik, atau keluar dari status daerah pangan nasional menjadi kota industri pangan nasional yang dapat memberikan harapan bagi ratusan ribu angkatan kerja di Kabupaten Indramayu.
Hal yang menjadi harapan publik dan masyarakat petani Kabupaten Indramayu saat ini adalah bagaimana perhatian pemerintah pusat terhadap kondisi sosial petani yang selama ini terus mengalami gagal panen seperti yang terjadi di beberapa Kecamatan Indramayu wilayah barat, sebut saja Kecamatan Gabuswetan, Kroya, Kandanghaur, Gantar dan Haurgeulis. Mereka para petani mengalami kesulitan pasokan air hingga menyebabkan tanaman padi mati. Bahkan kejadian tersebut kerap terjadi setiap tahun walaupun hanya berkisar puluhan ribu hektar saja.
Asuransi petani yang pernah digagas tahun sebelumnya, belum dapat membuat petani tersenyum, sementara mereka (petani red) hanya bisa mengeluh kepada pemerintah Kabupaten Indramayu. Namun lagi – lagi petani gagal panen tetap menjadi obyek keberhasilan produksi padi di Kabupaten Indramayu dengan berbagai penghargaan tingkat nasional yang diterima.
“Nasib petani di Desa Drunten Wetan, sangat memprihatinkan. Pada musim Gadu tahun ini banyak sekali tanaman padi yang gagal panen, pasokan air susah, kemana kami harus mengadu, lalu sampai kapan nasib petani di Kecamatan Gabuswetan ini akan mengalami kondisi seperti ini,” tutur Ketua Gapoktan Drunten Wetan, Wahyudin.