INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Hama burung pipit atau yang bias dikenal dengan sebutan burung bondol, terus mengancam pendapatan petani di Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Pasalnya koloni burung pemakan biji dengan jumlah ribuan per kelompok tersebut, kerap menyerang tanaman padi jelang panen. Akibatnya pendapatan petani menurun hingga 50 persen dari pendapatan normal.
Seperti yang dikeluhkan petani di wilayah Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu, serangan hama burung bondol yang terjadi menjelang panen padi, merupakan ancaman bagi petani dan terbilang sangat meresahkan.
Meski berbagai cara sudah dilakukan petani untuk menghalau burung tersebut, yakni dengan memasang umbul-umbul dan orang-orangan sawah, bahkan dengan cara ekstrem melempar petasan ke kerumunan burung namun hanya menghalau sementara, karena kemudian balik lagi dan kembali mematuk biji padi.
“Berbagai upaya sudah dilakukan namun serangan burung pipit yang jumlahnya ribuan ini tetap tak bisa dibendung, sehingga petani terpaksa harus memanen sebagian tanaman padi mereka meskipun masih hijau, hal itu demi untuk mengantisipasi agar tanaman padi tidak habis dimakan burung pipit,” kata petani Kecamatan Patrol, H. Roni, kepada fokuspantura.com, Senin, 13 Januari 2025.
Roni juga mengatakan, serangan ribuan burung pipit sudah berlangsung lama hampir disetiap musim panen dan sangat meresahakan, karena berdampak pada kerusakan tanaman padi hingga pendapatan menurun kisaran separuh dari pendapatan normal, terlebih lagi saat panen padi ada keterlambatan dari yang lainnya jadi burung berkumpul di satu areal lahan.
“Lahan yang akan dipanen ada sekitar satu hektare, sementara burung bondol ini datangnya ribuan dan berkelompok secara terus menerus memakan ujung tanaman padi, jadi kalau dibiarkan maka padi akan habis, terus burung itu meskipun ada orang tidak takut makanya pake petasan kecil buat mengusirnya tapi tetep balik lagi,” ujarnya.
Dia berharap, ada perhatian pemerintah agar bisa memberikan solusi yang tepat untuk mengantisipasi hama burung pipit tersebut, karena salah satu penyebab berkumpulnya burung pemakan biji tersebut akibat keterlambatan tanam yang disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya distribusi air baku yang kurang optimal, sehingga pola tanam serentak berdasarkan kelompok pola gilir bagi air tidak berjalan dengan semestinya.
“Kami berharap pemerintah bisa memberikan solusi guna mengatasi hama burung pipit,” ungkapnya. (Khaerudin/FP).