banner 728x250

Pilkada Indramayu 2024 Dalam Lingkaran “Post Truth”

banner 120x600
Oleh : Cahyono *)

PILKADA Serentak Tahun 2024 di Kabupaten Indramayu menjadi sangat menarik ketika di lihat pada perspektif baru dalam bingkai “Era Post-Truth” akronim baru yang lahir setelah berakhirnya post moderenisme yang kemudian istilah Post-Truth oleh Oxford dinobatkan sebagai Word Of The Year pada tahun 2016.

Karena penggunaannya yang begitu masif selama pemilu di Amerika Serikat, sehingga di sematkanlah istilah Post-Truth dengan tokoh terkenal yakni mantan presiden amerika Donald Trump, dan istilah tersebut menjadi perspektif  baru di dalam dunia politik. yang sangat erat kaitanya dengan dunia digital yaitu media sosial dimana menjadi komoditas para aktor politik  dijadikan sebagai arena pasar bebas untuk memonopoli kebenaran. Termasuk dalam hal ini, cara orang-orang berbohong dalam memanipulasi pikiran serta membentuk persepsi orang-orang melalui praktik-praktik disinformasi, realitas media sosial yang siapapun bisa menyebar/mengakses berita, informasi dengan sangat cepat.

Dalam kontestasi Pilkada di Kabupaten Indramayu sendiri ditemukan bagaimana fenomena post-truth berlangsung dalam ruang percakapan grup selama Pra Tahapan sampai hari ini. Orang-orang yang berada dalam garis dukungan pasangan calon Bupati tertentu, sangat aktif dalam mengunggah data-data dan fakta-fakta yang tampaknya akurat demi membangun narasi yang diinginkan, membentuk opini Publik dengan berbagai macam pola. Anggota kelompok itu sebenarnya tidak banyak, tapi sangat aktif dalam mengunggah pesan-pesan politik yang narasinya dapat dibedakan dalam beberapa isu pokok.

Kenapa Pilkada Indramayu menjadi menarik untuk di telisik, penulis ingin menunjukkan data BPS Kabupaten indramayu dalam segmentasi tingkat IPM tahun 2023 yang menempati posisi terendah di Jawa Barat, dengan nilai hanya 69,52 persen yang masih jauh di bawah angka rata-rata IPM kabupaten/kota lain yang mencapai angka rata-rata 75,04 persen. Maka berbicara demokrasi harus balance dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai sehingga dapat terjadi pertarungan politik yang sehat dalam membangun argumentasi yang rasional karna pada prinsipnya dalam alam demokrasi artinya bagaimana kemudian menghasilkan ulang politik yang bermutu, politik yang seharusnya mengedapankan ide dan gagasan demi untuk mendistribusikan keadilan. bukan malah memproduksi kebencian karena berbeda kepentingan politik, sehingga baterflly efek dari pertarungan politik yang tidak sehat akan berimbas kepada rakyat itu sendiri.

Maka dalam Era “Post-Truth” atau disebut (Pasca Kebenaran) dimana kebenaran politik tidak lagi mendasarkan diri pada fakta yang bisa dinalar dan diverifikasi, tetapi lebih pada aspek emosional dan preferensi personal. Media baru menawarkan dunia yang mirip dengan dunia nyata. Media baru menyediakan ruang chatting, conference, ataupun percakapan dalam dunia politik sehingga pesan, informasi ataupun propaganda politik dapat secara viral, Post-truth dicirikan oleh mengaburnya batas-batas antara kebohongan dan cerita kebenaran, Kemampuan media baru dalam memfasilitasi pengguna untuk memproduksi, berbagi, dan menyebarkan komunikasi memungkinkannya untuk digunakan kelompok politik untuk membangun narasi demi tujuan-tujuan politiknya. orang-orang cenderung memilih dan membagikan informasi yang disesuaikan dengan keyakinan mereka. Ini membuat mereka mudah terjebak ke dalam kebenaran tunggal karena peluang mendapatkan informasi ‘versi lain’ tertutup.

*) Penulis adalah Pemerhati Sosial dan Pegiat Media Sosial di Kabupaten Indramayu

 

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu