INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Pasca peristiwa ledakan yang terjadi di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, pengamanan gereja di wilayah Kabupaten Indramayu ditingkatkan. Sejumlah personil polisi disiagakan di tiap gereja bersenjata lengkap untuk mengantisipasi aksi teror susulan.
Pengamanan tersebut seperti dilakukan di gereja Santo Mikael jalan Bima Basuki, Kecamatan Indramayu. Sedikitnya sepuluh personil Polres Indramayu langsung diterjunkan dengan senjata lengkap. Para polisi ini meningkatkan pengamanan di gereja untuk mengantisipasi terjadinya gangguan keamanan di tempat peribadatan umat Kristiani.
Peningkatan pengamanan dilakukan guna mengantisipasi aksi teror serupa seperti yang terjadi di kota Surabaya Jawa Timur sebanyak 3 gereja mendapat aksi teror bom bunuh diri yang mengakibatkan sejumlah korban tewas dan luka akibat ledakan bom.
Selain melakukan pengamanan terbuka, petugas berpakaian preman juga melakukan pengamanan tertutup di luar gereja radius 50 hingga 100 meter untuk mendeteksi orang-orang yang mencurigakan. Hal ini dilakukan agar umat Kristiani dapat melakukan ibadah kebaktian di greja dapat merasa aman dan nyaman.
Kapolres Indramayu Ajun Komisaris Besar Arif Fajarudin melalui Kepala Bagian Operasi, Komisaris Bendi Ujianto yang langsung memimpin kegiatan tersebut mengatakan, dengan kejadian di Surabaya pimpinan Polri memerintahkan pada seluruh jajaran untuk meningkatkan pengamanan di seluruh gereja yang hari ini sedang melaksanakan kebaktian. Kegiatan pengamanan gereja serupa pun dilakukan di seluruh Polsek untuk melaksanakan penjagaan pengamanan 1 x 24 jam.
“Di Indramayu ada puluhan gereja. Jajaran kita melakukan penjagaan ditempat tersebut minimal dua personil body sistem baik penjagaan di radius 50 meter maupun melakukan sterilisasi di gereja, ” kata Bendi
Sementara itu, pendeta Katolik gereja Santo Mikael, Romo Istimur Bayu mengajak seluruh umat di negeri ini untuk menahan diri terkait terjadinya insiden ledakan bom bunuh diri di Surabaya, dan menyerahkan sepenuh proses hukum dan penyelidikannya ke Polri. Bahkan dengan adanya peristiwa tersebut disesalkan oleh dia.
“Kami menyesalkan adanya peristiwa kekerasan itu, dan mengimbau kepada masyarakat tidak menjadi dendam serahkan sepenuhnya pada proses hukum penyelidikan polisi. selain itu untuk saling menahan diri agar dapat menjaga keutuhan NKRI. Saya kira sebagai pemimpin umat kepada agama sebagai corong untuk menyuarakan perdamaian dimanapun. Seperti ustad, ulama, pendeta, pastor, biksu dan sebagainya untuk terus menyuarakan perdamaian dan untuk hak hidup,” imbaunya.
Terkait