Indramayu Kaya Sumber Daya Alam, Tapi Rakyatnya Masih Miskin, Dimana Masalahnya?

Bupati Indramayu, Lucky Hakim, saat kampanye Pilkada 2024 bersama warga masyarakat (Foto Istimewa/Fokuspantura.com)
banner 120x600

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kabupaten Indramayu dikenal sebagai daerah dengan sumber daya alam melimpah. Kabupaten di pesisir utara Jawa Barat ini dianugerahi tanah subur sebagai lumbung padi nasional, memiliki kekayaan minyak dan gas bumi, hasil laut melimpah, serta potensi pertanian dan tambak yang besar. Namun ironisnya, tingkat kesejahteraan masyarakat Indramayu masih tergolong rendah. Banyak warganya masih bergantung pada pekerjaan informal, bahkan sebagian menjadi buruh migran ke luar negeri.

Sumber data BPS menyebutkan sekitar 11,9 persen penduduk Indramayu tergolong miskin atau sekitar 212 ribu penduduk dari jumlah total 1,9 juta penduduk. Angka tersebut, menjadi fokus kepemimpinan Visi Indramayu Reang yang harus dilaksanakan melalui RJPMD lima tahunan dibawah kepemimpinan Lucky Hakim – Syaefudin.

Pertanyaannya, mengapa daerah kaya sumber daya justru menyisakan kemiskinan?

Tim Redaksi Fokus Pantura menemukan beberapa persoalan yang dihadapi saat ini dan menjadi perhatian pemerintah setempat serta seluruh elemen masyarakat, diantaranya :

1. Kekayaan Alam Tidak Dinikmati Rakyat

Hasil eksploitasi minyak dan gas bumi di Indramayu lebih banyak dikuasai oleh perusahaan besar dan pemerintah pusat. Dana bagi hasil migas (DBH) yang diterima daerah masih terbatas, dan belum dikelola secara efektif untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Akibatnya, masyarakat hanya menjadi penonton di tengah gemerlap sumber daya alam.

2. Pertanian Tradisional Masih Terjebak Pola Lama

Sebagian besar penduduk Indramayu bekerja di sektor pertanian. Namun, pola bertani masih bersifat tradisional, bergantung pada cuaca dan harga pasar. Minimnya inovasi teknologi, permodalan, serta pendampingan petani membuat hasil panen belum memberi nilai tambah signifikan. Di sisi lain, alih fungsi lahan pertanian ke industri dan perumahan terus terjadi tanpa kendali.

3. Lemahnya Industrialisasi Lokal

Indramayu belum memiliki industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan yang kuat. Banyak produk dijual dalam bentuk mentah ke luar daerah, sehingga nilai ekonominya tidak tinggal di Indramayu. Padahal, jika industri kecil menengah digerakkan, lapangan kerja baru akan terbuka luas, dan pendapatan daerah meningkat.

4. Kualitas SDM Masih Rendah

Pendidikan dan keterampilan tenaga kerja menjadi tantangan serius. Banyak anak muda tidak terserap di sektor formal karena kurangnya kemampuan teknis. Akibatnya, mereka memilih merantau menjadi buruh migran ke luar negeri. Peningkatan kualitas SDM seharusnya menjadi fokus utama agar potensi daerah bisa dikelola oleh putra daerah sendiri.

5. Tata Kelola dan Kebijakan Belum Berpihak

Pembangunan daerah sering kali tidak berorientasi pada pemberdayaan ekonomi rakyat kecil. Banyak program berhenti pada seremonial tanpa hasil konkret. Di sisi lain, lemahnya pengawasan anggaran dan politik lokal yang elitis membuat arah pembangunan kurang tepat sasaran.

6. Ancaman Ekologis Wilayah Pesisir

Sebagian wilayah pesisir Indramayu mengalami abrasi, rob, dan penurunan tanah. Hal ini memengaruhi kehidupan nelayan kecil yang semakin terdesak oleh cuaca ekstrem dan biaya melaut tinggi. Jika tak ditangani serius, potensi pesisir Indramayu akan hilang perlahan.

Menuju Kemandirian Ekonomi Daerah

Untuk keluar dari jebakan kemiskinan di tengah kekayaan alam, Indramayu perlu melakukan revolusi kebijakan pembangunan yang berpihak pada rakyat.

Beberapa langkah penting yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan dana bagi hasil SDA untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, mendorong industrialisasi berbasis potensi lokal seperti pertanian, perikanan, dan migas, memperkuat pendidikan vokasi dan pelatihan kerja bagi generasi muda, membangun tata kelola transparan dan partisipatif agar kebijakan publik tepat sasaran.

Saat ini, Redaksi Fokus Pantura sudah memperhatikan keseriusan Bupati Lucky Hakim untuk melakukan langkah dan kebijakan strategis guna menurunkan Kabupaten Indramayu sebagai daerah miskin terbesar di Jawa Barat, melalui upaya pembangunan infrastruktur disemua sektor, mempertahankan inflasi yang stabil serta peningkatan kwalitas SDM masyarakat dalam mempersiapkan industrialisasi.

Jika langkah ini dijalankan dengan serius, Indramayu tak hanya dikenal sebagai daerah kaya sumber daya, tetapi juga daerah yang makmur karena rakyatnya sejahtera.(Red/FP)

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu