banner 728x250

163 Poktan Perhutani Tanam Kedelai Perdana

banner 120x600

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Target Kabupaten Indramayu jadi penyumbang swasembada kedelai nasional terus dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor kedelai. Hal itu terbukti dengan upaya penanaman kedelai secara serentak di Kabupaten Indramayu tepatnya di lahan milik Perhutani Desa Sukaslamet, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Rabu (29/11/2017).

Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jabar Banten, Andi Purwandi mengatakan, lahan Perhutani di Jabar yang digunakan untuk penanaman kedelai totalnya ada 14 ribu  hektare. Dari jumlah itu, lahan penanaman kedelai di Kabupaten Indramayu mencapai 7.040 hektare.

“Terluas di Indramayu,” ujar Andi.

Menurutnya, untuk produksi kedelai di Kabupaten Indramayu,  hasilnya bisa mencapai 1,2 ton – 1,8 ton per hektare. Target tersebut bisa menyumbang produksi kedelai di Jabar.

Ia menambahkan, pada 2018 mendatang, program tanam kedelai di Jabar akan ada penambahan sekitar 7.000 hektare. Dengan demikian, totalnya menjadi 21 ribu hektare.

Namun demikian, ia menegaskan, tanam kedelai di lahan Perhutani itu bukan fokus utama Perhutani. Pihaknya akan tetap fokus mengelola hutan.

Andi menyatakan, untuk sementara ini, penanaman kedelai di Kabupaten Indramayu hanya bisa dilakukan setahun sekali saat musim hujan. Kedepan, penanaman kedelai itu bisa dilakukan hingga tiga kali jika sudah didukung dengan pengairan yang cukup dari irigasi.

Menuerutnya, untuk penanaman kedelai kali ini, pihaknya sudah merangkul 163 kelompok tani. Dengan banyaknya kelompok tani tersebut, diharapkan hasil produksinya akan lebih maksimal.

Sementara itu, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, H. Takmid Sarbini mengakui, Kabupaten Indramayu memang merupakan salah satu daerah di Jabar yang memiliki lahan penanaman kedelai yang cukup luas. Selain Kabupaten Indramayu, adapula daerah lainnya seperti Sukabumi dan Cianjur.

Takmid menyatakan, produksi kedelai Indramayu akan mampu mendongkrak produksi kedelai Jabar. Dengan demikian, bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor.

“Pada 2018 nanti kita berharap bisa swasembada,” kata Takmid.

Untuk menghindari sorotan hukum atas program kedelai yang kerap dipersoalkan, pihaknya merangkul semua pihak dalam melakukan transparansi dari mulai proses pencairan anggaran, penanaman hingga hasil panen yang diharapkan.

“Tentunya kami bekerjasama dengan media dan lembaga sosial untuk bersama-sama mengawal program ini,”tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu