SUKRA,(Fokuspantura.com),- Penggalan kisah pilu sejumlah masyarakat Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra atas sebuah hamparan lahan Blok Plentong yang rahib tergerus abrasi hingga ratusan hektar dan hanya menyisakan lajur pantai yang tidak terurus berupa tambak udang yang sudah habis masa sewanya dengan aktivitas abrasi yang masih terus berlangsung.
Dari kondisi tersebut, berawal dari komunitas pemuda yang tergabung dalam Gerakan Ujunggebang Bersih (GUB) menyisir pantai yang tidak terurus dengan hiasan selebaran sampah dan dengan dukungan Pemdes setempat pada tahun 2016 menyulap pantai yang biasa dipakai untuk tongkrongan anak muda tanpa maksud yang jelas, menjadi sebuah obyek wisata meski dengan konsep yang masih sangat sederhana dan kemudian memberinya nama “Pantai Plentong” guna mengenang sejarah kampung yang hilang.
“Plentong adalah Blok atau Kampung yang sudah hilang tergerus abrasi, kini namanya diabadikan pada sebuah obyek wisata yaitu Pantai Plentong, setelah sebelumnya Kuwu berkonsultasi dengan kami untuk menggunakan nama Plentong pada obyek wisata yang sekarang sedang dikembangkan,” ungkap salah satu Tokoh Masyarakat Desa Ujunggebang, sekaligus saksi sejarah, Rusdi (73) disela acara jumpa pers peringatan HPN 2019 yang diselenggarakan PWI Indramayu, di area Pantai Plentong, Sabtu (23/2).
Ditempat yang sama, Kepala Desa Ujunggebang (Kuwu-red), H. Kusnato, SE, menambahkan, hamparan lahan termasuk pemukiman warga yang tergerus abrasi sekitar 200 hektar dengan radius 7 kilometer dari bibir pantai yang sekarang, hal itu berdampak serius pada perokonomian warga baik pemilik lahan maupun kaum buruh, yang kemudian komunitas pemuda Desa Ujunggebang yang tergabung dalam GUB mencoba merintis pantai di Blok Pegagan sebagai obyek wisata sekaligus mengabadikan Plentong sebagai nama ekowisata yang saat ini dikembangkan dibawah pengelolahan Bumdes Maju Desa Ujunggebang meski dengan sediaan anggaran yang sangat terbatas.
“Kesadaran pemuda yang tergabung dalam GUB cukup tinggi untuk menyelematkan pantai, hanya saja kendala yang dihadapi dalam hal pengembangan ekowisata Pantai Plentong adalah adanya keterbatasan anggaran,” ujarnya.
Lebih lanjut Kusnato mengatakan, upaya penanggulangan masalah atas keterbatasan anggaran, pihaknya melakukan koordinasi dengan institusi terkait termasuk pihak Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) dan juga PT. PJB UBJOM PLTU Indramayu, guna kelangsungan pengembangan ekowisata tersebut dan penanggulangan pantai dengan potensi abrasi yang cukup tinggi dan dari pengajuan yang dilakukan, dalam waktu dekat BBWSC akan merealisasi break water di area Pantai Plentong, adapun untuk pengembangan ekowisatanya, manajemen PT. PJB telah menggelentorkan anggaran guna menopang pemberdayaan warga dan menjadikan ekowisata Pantai Plentong sebabagi binaan PT. PJB UBJOM PLTU Indramayu sebagai implementasi program unggulan CSR perusahaan dengan basis ekonomi kreatif.
“Dalam waktu dekat Pantai Plentong akan dibuat break water sehingga permasalahan abrasi dapat tertanggulangi dan untuk pengembangan ekowisata pihak PJB tetap berkomitmen untuk mengusung Pantai Plentong berbasis ekonomi kreatif dengan integrasi beach market sebagai sentra pemberdayaan masyarakat,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, GM. PT. PJB UBJOM PLTU Indramayu, Arif Agung Sutrisno, melalui Manajer Keuangan dan Administrasi, Eko Setyawan, mengatakan, pihaknya melirik potensi yang ada di Pantai Plentong untuk dikembangkan sebagai ekowisata dan pada pada tahun 2017 program tersebut disosialisasikan, yang kemudian pelaksanaannya dimulai sejak tahun 2018 diawali dengan konservasi mangrove melalui penanaman green belt sepanjang 1000 meter serta penambahan wahana wisata pantai dan pada tahun yang sama pula digelar lounching perencanaan kawasan wisata Pantai Plentong oleh Dirjen KLHK dan Bupati Indramayu.
“Kami melirik adanya potensi di Pantai Plentong untuk peningkatan ekonomi masyarakat, sehingga pada tahun 2017 kami mulai meluncurkan program unggulan wisata Pantai Plentong berbasis ekonomi kreatif dan pada tahun berikutanya dilakukan lounching pelaksanaan program,” terangnya.
Dikatakannya pula, untuk tahun 2019 ini pihaknya akan menyelenggarakan festival sepanjang tahun dan dalam kurun waktu tiga tahun kedepan akan melakukan kegiatan pembinaan guna pematangan kelembagaan pengelolahan Pantai Plentong, disamping terus melakukan pembangunan infrastruktur pantai dengan penambahan wahana wisata serta mewujudkan beach market, sehingga aka mendorong tercapainya target kemandirian ekowisata Pantai Plentong ditahun 2022 akan terwujud.
“Kami akan terus mendorong terciptanya ekowisata Pantai Plentong sehingga di tahun 2022 bisa tercapai sesuai yang ditargetkan PT. PJB UBJOM PLTU Indramayu,” pungkasnya.
Sementara, Direktur Bumdes Maju Desa Ujunggebang, Taripan, SE, mengatakan, upaya yang dilakukan pihak PJB telah memberikan kontribusi yang tinggi bagi perekonomian masyarakat karena dengan pengembangan Pantai Plentong sebagai ekowisata berbasis ekonomi kreatif dengan mengintegrasikan beach market maka akan muncul ruang pertumbuhan ekonomi baru, untuk itu berharap program tersebut bisa berlangsung sesuai progress yang ditentukan, begitupun dengan Pemerintah Daerah agar melakukan langkah responsip guna pembenahan infrastruktur jalan sepanjang 3 kilometer sebagai satu – satunya akses menuju Pantai Plentong yang saat ini sebagian kondisinya masih rusak.
“Bantuan yang diberikan PT.BPJB UBJOM PLTU Indramayu telah memberikan kontribusi bagi percepatan pengembangan Pantai Plentong sehingga akan mendorong pula pertumbuhan ekonomi baru bagi masyarakat yang berdampak pada peningkatan IPM terkait kenaikan daya beli,” paparnya.
Terkait