banner 728x250

Khusus Jumat, Keraton Buka Museum Sunan Gunung Djati.

banner 120x600

CIREBON,(Fokuspantura.com),- Humas Keraton Kesepuhan Cirebon, R. Muktar (45) mengajak kepada para pecinta wisata religi  untuk mengetahui sejarah babad Keraton Cirebon kepada wisawatan domestik (dalam negeri,red).

Menurutnya, dengan berkunjung ke museum, pengunjung bisa menikmati pemandangan dalam Keraton Kasepuhan, namun ada yang berbeda untuk kali ini, yakni pihak humas keraton akan membuka secara rutin setiap edisi Jumat, antara lain melihat lebih dekat akulturasi kebudayaan serta kelengkapan perang yang pernah dimiliki oleh Wali Allah, Sunan Gunung Jati Cirebon.

” Khusus Jumat, pusaka perang Sunan Gunung jati, diantaranya jubah, senjata perang, semua kita akan suguhkan agar bisa dinikmati semua pengunjung”Kata Raden Muktar kepada Fokus Pantura, Rabu (2/8).

Lebih jauh, hari biasa kata Muktar pengunjung juga bisa menikmati museum peninggalan pusaka Kerajaan Cirebon, baik keris, pedang, tombak, hingga baju besi perang yang semua tersimpan dalam Museum Kesepuhan.

“Lebih dari 500 pusaka perang tersimpan di museum Keraton Kesepuhan, bisa di lihat ketika kita berkunjung”bebernya.

Museum ini sambungnya, menjelaskan seputar perjalanan kisah dari pusaka masa Cirebon awal, pusaka masa Cirebon akhir, ketika itu babad Cirebon terakhir di pimpin Sultan Sepuh ke-8,

“Kita bisa tahu lebih sejarah leluhur para wali, “kata dia.

Menurutnya sejarah yang di tuangkan, Babad Cirebon mempunyai 3 masa seperti yang tertera pada Museum Keraton Kesepuhan, masa awal berdirinya Cirebon ketika pada masa Sunan Gunungjati berlanjut ke masa kepemimpinan Panembahan Ratu 11 sampai masa kepemimpinan Sultan Sepuh IV yang di kenal dengan masa Cirebon tengah, hingga masa kejayaan Sultan Sepuh IV sampai Sultan Sepuh ke -VIII, yang di kenal dengan masa Cirebon Akhir.

“Kita akan sediakan pemandu, untuk menjelaskan semuanya”tandasnya. (Hadi/FP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu