INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Jelang pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilukada) serentak 27 Nopember tahun 2024 mendatang, berbagai persiapan tengah dilakukan oleh partai politik guna melahirkan poros koalisi.
Seperti diketahui, UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum bahwa pasangan calon diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi atau memperoleh 25 dari suara sah, dapat mengajukan Paslon Cabup dan Cawabup.
Meski persentase sama, yakni 20 persen dari jumlah kursi legislatif dan 25 persen dari suara sah pada pemilu, pada Pemilu Presiden/Wakil Presiden, 14 Februari 2024 kemarin, parpol yang tidak meraih kursi pada Pemilu Anggota DPR RI 2019 tetap bisa ikut bergabung dengan parpol pengusung jika berdasarkan suara sah.
Kondisi di Kabupaten Indramayu sebelum penetapan KPU tentang hasil perolehan suara Pileg 2024, diprediksi Partai Golkar memperoleh 14 kursi, PDI Perjuangan 12 kursi, PKB 10 kursi dan Gerindra 6 kursi DPRD Indramayu.
Sebanyak tiga partai politik yakni Golkar, PDI Perjuangan dan PKB sudah bisa memiliki tiket untuk mengusung langsung Paslon Cabup dan Cawabup dengan raihan kursi 20 persen lebih. Maka bisa dipastikan tiga poros parpol tersebut melenggang ke KPU untuk dapat mendaftarkan jagoan masing masing.
Lalu bagaimana dengan parpol besutan Prabowo Subianto, nampaknya Partai Gerindra harus berkoalisi dengan parpol lain karena perolehan kursi kurang dari 20 persen. Peluang koalisi tersebut hanya bisa dilakukan dengan PKS 3 kursi, Partai Demokrat 2 kursi, Partai Nasdem 2 kursi dan Perindo 1 kursi.
Membaca dinamika politik jelang Pilkada saat ini, nampaknya dari empat poros partai politik, PDI Perjuangan sudah bertengger dengan bakal calon bupati yang merupakan Incumben Bupati Indramayu, Nina Agustina, sementara Partai Golkar masih melakukan proses penjaringan dengan penugasan kepada 5 kader yang direkomendasikan untuk melakukan lobi-lobi politik.
Bagaimana kondisi PKB Indramayu saat ini, nampaknya bernasib sama dengan Partai Golkar. PKB harus bekerja keras untuk menemukan figur alternatif melalui proses penjaringan Desk Pilkada yang baru saja dibuka kemarin.
Sementara Partai Gerindra Indramayu memilih melakukan manuver politik secara gerilya untuk memperoleh respon publik agar dapat memiliki tiket maju Pilkada dengan kekuatan 6 kursi di parleman dan harus kerja keras walaupun bisa saja secara linier akan membangun koalisi besar sisa sia perjuangan Pilpres lewat gerbong Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Tampaknya publik masih harus bersabar menunggu proses dinamika yang akan terjadi menjelang detik detik pendaftaran ke KPU pada Agustus mendatang. Akankah empat poros partai politik ini akan terus bertahan atau tersisa hanya tiga poros yang bertarung di Pilkada serentak 2024. Atau bahkan sebaliknya akan terjadi pertarungan head to head antara PDI Perjuangan yang notabene Incumben dengan gabungan poros partai politik lain ?. Tentu masih menunggu dinamika politik selanjutnya.
Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengingatkan dalam dinamika politik tidak ada yang dapat dikatakan abadi, semua hal bersifat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu. Sehingga, pada koalisi mendatang, ia tidak melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang aneh.(Red/FP).