Turunkan Prevelensi Stunting, Kemenkominfo Ajak Perilaku PHBS

banner 120x600
INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia mengajak masyarakat Kabupaten Indramayu khususnya generasi milineal untuk membiasakan hidup bersih dan sehat dalam upaya menurunkan prevelensi stunting di Indonesia.
 
 
“Kemkominfo memiliki peran publikasi dalam rangka mempercepat penurunan stunting dengan targetan kegiatan ini 160 daerah  diantaranya 100 kabupaten dan 60 kota termasuk di Kabupaten Indramayu,” kata Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Wiryanta  pada Kemkominfo saat Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam Upaya Penurunan Stunting, di Hotel Wiwi Perkasa II Indramayu, Kamis(20/6/2019).
 
 
Ia menjelaskan, pemerintah telah menetapkan program penurunan stunting sebagai fokus utama dan Kemenkominfo menjadi koordinator kampanye pencegahan stunting bersama leading sektor kesehatan dan peran kepala daerah mengingat angka stunting di Indonesia sangat tinggi di wilayah negara antar Asia.
 
 
“Kemenkominfo menjadi koordinator kampanye penurunan angka stunting bersama leading sektor lainnya karena saat ini populasi stunting di Indonesia tahun 2013 mencapai presentasi 37,2 persen sehingga data WHO menjadikan Indonesia peringkat 2 setelah negara Kamboja sebagai indikasi stunting terbesar di wilayah Asia,” jelasnya
 
 
Ia menambahkan, stunting adalah fenomena tinggi badan anak-anak tidak normal pada seusianya akibat kurangnya gizi sehingga gagal tumbuh pada saat balita tanpa disadari akan berpengaruh pada kurangnya daya tangkap otak saat di bangku pendidikan dan berdampak buruk bagi kemajuan generasi penerus bangsa.
 
 
“Anak-anak yang terindikasi stunting kita ketahui tinggi badan yang tidak normal seusianya akibat kurangnya gizi sehingga gagal dalam masa pertumbuhan. Jelas stunting akan berakibat juga pada daya tangkap otak yang lambat dan ini berdampak buruk untuk generasi kemajuan Indonesia kedepannya,” tambahnya.
 
 
Sementara itu Ahli Gizi dari Persatuan Gizi (PERSAGI) Kabupaten Indramayu Diah Reski Andriani menjelaskan, Stunting disebabkan oleh faktor pola asuh ibu yang kurang baik terhadap balita pada saat pemberian makan dan asupan gizi, bahkan ibu hamil, sampai 1000 hari pertama melahirkan, akibat kekurangan nutrisi banyak menyebabkan stunting itu terjadi.
 
 
“Pola asuh yang buruk pada ibu saat memberikan makanan dan asupan gizi terhadap balita menjadi faktor terjadinya stunting bahkan ibu hamil sampai 1000 hari pertama melahirkan yang kurang nutrisi banyak terindikasi stunting itu terjadi terhadap anak-anak,” katanya.
 
 
Untuk menekan tingginya angka stunting di Indonesia bagi generasi milineal di Indramayu, perlu beberapa pencegahan yang harus di perhatikan seperti pada saat usia remaja perempuan mendapatkan gizi yang cukup sehingga pada proses kehamilan mendapatkan nutrisi yang baik dan diimbangi kondisi lingkungan yang sehat.
 
 
“Untuk mencegahnya, perlu perbanyak makan makanan bergizi yang berasal dari buah dan sayur lokal kemudian diperlukan pula kecukupan gizi remaja perempuan agar ketika dia mengandung tidak kekurangan gizi. Selain itu butuh perhatian juga pada lingkungan yang bersih dan menciptakan akses sanitasi dan memiliki air bersih,” pungkasnya.
 
 
Di tempat yang sama mahasiswa asal UIN Bandung, Cantika sangat antusias mengikuti kegitatan sosialisasi itu menurutnya sebagai generasi milineal perlu mempersiapkan sejak dini akan pentingnya bahaya stunting mengingat pada tahun 2030 Indonesia akan menghadapi bonus demografi. 
 
Seperti di ketahui, Kabupaten Indramayu salah satu daerah yang memiliki populasi stunting tertinggi di Indoensia, sehingga dituntut perhatian serius dari semua pihak hingga pemerintah pusat hadir ditengah-tengah masyarakat dalam upaya pencegahan dan penurunan prevelensi stunting.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu