INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu mencatat jumlah balita pada tahun 2017 mencapai 138.188 jiwa. Ironisnya berdasarkan data Dinkes Indramayu saat ini, sekitar 29,9 persen balita di antaranya menderita stunting atau total penderita stunting berjumlah 41.318 balita.
Angka tersebut hampir dikategorikan tinggi. Sebab stunting digolongkan menjadi beberapa tingkatan kategori. Untuk 10-20 persen tergolong rendah, 20-30 sedang, 30-40 tinggi, dan di atas 40 sangat tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Boni Koswara mengatakan, stunting merupakan kelainan gagal tumbuh akibat kurang gizi. Dampak dari kurang gizi itu, menyebabkan perkembangan anak pun menjadi tidak maksimal. Salah satu contohnya yakni postur tubuh anak yang tidak tumbuh maksimal. Selain itu, tanda – tanda stunting menerpa balita membuat anak mudah sakit dan berkurangnya kemampuan kognitif.
Dia menambahkan, gizi cukup sangat diperlukan di masa awal perkembangan balita. Seharusnya orang tua memberikan gizi yang sangat cukup di masa 2 tahun hidup balita. Pada masa tersebut kata Deden adalah masa penentu perkembangan anak ke depannya.
“Jadi jika asupan gizi kurang maka perkembangan anak pun akan terhambat,” kata Deden kepada wartawan belum lama ini.
ia menegaskan, di Kabupaten Indramayu masih banyak balita yang tidak mendapat pengawasan ketat dari para orang tuanya. Bahkan kata Deden, masih banyak orang tua yang menyerahkan perawatan anak-anaknya kepada nenek atau sanak saudara, karena orang tua lebih memilih bekerja mencari nafkah di dalam maupun luar negeri.
“Jika perawatan yang diberikan cukup maka tak masalah. Fakta di lapangan seringkali anak-anak tersebut tidak diperhatikan asupan gizinya,” tandasnya.
Deden meminta kepada seluruh masyarakat Kabupaten Indramayu untuk bersama-sama memberantas stunting. Sebab hal itu merupakan tanggung jawab bersama yang mesti dilakukan semua pihak.
Ia mengatakan, untuk melakukan pencegahan stunting saat ini, pihaknya melakukan intervensi di beberapa desa dan kecamatan yakni Desa Karangmulya , Wirapanjunan, Ilir, Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur, Desa Karangkerta dan Mekarsari Kecamatan Tukdana, Desa Cilandak Kecamatan Anjatan, Desa Mekarjaya Kecamatan Gantar, Desa Jayamulya Kecamatan Kroya, dan Desa Karanganyar Kecamatan Pasekan.
Selanjutnya, sebagai bukti keseriusan pencegahan dan penanganan stunting dilakukan secara serius, kegiatan tersebut telah dimasukan ke dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu.
Senada, Dokter Spesialis Anak , Rachmat Sentika mengatakan, stunting itu pendek karena gagal tumbuh (faltering growth) yang disebabkan kekurangan gizi kronik dan infeksi yang berulang ulang. Dampak bagi penderita stunting yakni mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, berisiko PTM penyakit pola makan, fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang, mengakibatkan kerugian ekonomi , postur tubuh tak maksimal saat dewasa, dan sulit lulus SD.
Pada pertemuan tersebut, dilakukan penandatanganan komitmen bersama cegah stunting di Kabupaten Indramayu yang dilakukan oleh berbagai pihak sebagai tanda pencegahan dan penanganan stunting dilakukan secara bersama-sama
Bupati Indramayu, H.Supendi menegaskan pencegahan stunting harus dilakukan secara massif dan terukur serta melibatkan semua pihak dalam penangannya serta tidak main-main, karena stunting sangat memperngaruhi keberadaan generasi Indramayu di masa mendatang.
Supendi mengatakan, saat ini Kabupaten Indramayu masih berada di posisi tengah dalam kasus stunting di Provinsi Jawa Barat. Meskipun demikian pencegahan dan penanganan stunting tersebut harus dilaksanakan secara serius dan maksimal, pasalnya jika dibiarkan maka dikhawatirkan akan semakin bertambah dan posisi Indramayu bisa saja berada diatas.
“Keseriusan dalam pencegahan stunting harus melibatkan semua pihak terutama para ASN yang diberikan amanah untuk menjalankan tugas dalam pencegahan stunting. Kita evaluasi setiap waktu, progress intervensi program harus terlihat jelas sehingga ini benar-benar berhasil,” tegas Supendi ketika memberikan arahan pada acara pertemuan stakeholder cegah stunting yang berlangsung di Hotel Trisula, Senin (25/02/2019).
Ia menambahkan, berdasarkan hasil pertemuan berbagai kementerian didapati salah satu penyebab stunting adalah bersumber dari sampah dan pencemaran. Untuk itu pencegahan stunting harus juga melakukan kampanye kebersihan dan pelestarian lingkungan sekitar.