INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Jajaran Satreskrim Polres Indramayu mengamankan seorang pria berinisial WS (27 tahun), warga Desa Rambatan Kulon, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Kamis (8/2/2018). WS diamankan karena diduga telah melakukan penyebaran berita hoax, ustadz dibacok orang gila, waspada PKI yang di share melalui akun facebook. Untuk bahan pendalaman kasus, WS kini masih menjalani pemeriksaan terkait perbuatannya itu.
Kapolres Indramayu Ajun Komisaris Besar Arif Fajarudin membenarkan penangkapan terhadap WS. Menurutnya, pelaku diduga sebagai penyebar informasi hoax melalui akun fecebook yang menyatakan salah seorang ulama di Bogor menjadi korban pembacokan. Pelaku diamankan setelah ditelusuri melalui akun fecebook, telah menyebarkan berita bohong tersebut. Hanya saja setelah didengar keterangannya, pelaku mengaku hanya menyebarkan saja namun bukan orang yang memposting pertama.
“Meski begitu karena perbuatannya, dia sudah melanggar undang-undang ITE. Kini WS masihmemberikan keterangan terkait perbuatannya,” katanya.
Dikatakan Arif, diamankannya terduga pelaku penyebar hoax di media sosial ini, harus menjadi catatan dan pelajaran bagi masyarakat Kabupaten Indramayu, pasalnya masyarakat dalam menerima suatu berita atau informasi agar mempelajari terlebih lebih dahulu kebenaran informasi tersebut. Termasuk tidak memposting berita yang belum jelas kebenaran serta sumbernya.
“Ketika menerima informasi yang belum tentu benar seharusnya dikroscek terlebih dahulu. Dan jangan sampai menyebarkan berita bohong atau hoax yang belum tentu benar. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua, karena manakala kita menerima informasi yang terdapat dari media sosial tentunya harus kita kroscek terlebih dahulu,” imbaunya.
Bagi penyebar berita Hoax, kata dia, tentu saja akan menerima resiko dan sanksi hukum. Karena yang disebarkan itu berupa berita bohong dan tentunya tidak mendasar. Dari kasus itu, Arif berharap masyarakat dalam menerima suatu berita atau informasi agar mempelajari dahuulu kebenaran informasi tersebut dan tidak memposting berita yang belum jelas kebenarannya.
” Selain memberi efek jera kepada pelaku juga memberikan edukasi kepada masyarakat luas untuk tidak mengirimkan atau memposting berita-berita yang belum tentu kebenarannya, ” kata dia.
Sementara itu, terkait perbuatannya, WS mengaku menyesal karena telah menyebarkan berita hoax. Dia berjanji tidak akan melakukan perbuatan itu kembali.
“Saya mengakui tidak mengkroscek terlebih dahulu apa yang saya share melalui akun facebook. Saya hanya emosi saja karena melihat berita seorang ustadz dibacok. Saya menyesal sekali apa yang telah saya lakukan, karena saya tidak mencari tahu terlebih dahulu apa yang saya share dan ternyata hoax, ” kata WS.