banner 728x250

Petani Indramayu Sumbang Hilangkan Paceklik

banner 120x600

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Pola tanam dan panen padi secara terus menerus sepanjang tahun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menjadi faktor pendukung hilangnya masa paceklik, pasalnya pada bulan nopember hingga januari biasanya para petani dalam kondisi kesusahan, namun di wilayah Kecamatan Sukra, Indramayu justru panen raya, sementara di Kecamatan Kroya dan sekitarnya tanam perdana.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, memastikan kondisi terbarukan pola pertanian di Kabupaten Indramayu ini menjadi hal yang patut diapresiasikan.

‘’Alhamdulillah kami yakin tahun ini tidak ada paceklik seperti tahun lalu,’’ tegas Andi, saat ditemui di sela acara syukur Panen yang digelar Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Pusat di Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Kamis (23/11/2017).

Ia menjelaskan, hilangnya paceklik itu dikarenakan adanya pola sistem pertanian baru yang dijalankan. Yakni melakukan penanaman di bulan-bulan kering (kemarau), pada Juli, Agustus dan September, minimal satu juta hektare. Sedangkan sebelumnya, hanya 500 ribu hektare.

Menurutnya, dengan menanam satu juta hektare, maka padi yang dihasilkan sebanyak enam juta ton, dibagi dua menjadi tiga juta ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi hanya 2,6 juta ton. Dengan demikian, masih surplus 400 ribu ton.

‘’Dulu pacekliknya November, Desember, Januari. Tapi sekarang tidak karena kita setiap hari tanam dan panen,’’ terang Amran.

Ia menambahkan, sudah dua tahun terakhir dan tahun ini memasuki tahun ketiga, Indonesia tidak impor padi. Begitu pula dengan komoditas lainnya yang juga tidak impor, seperti jagung, bawang merah dan cabe. Bahkan, untuk bawang merah bisa ekspor ke enam negara.

Ketika ditanyakan mengenai stok pangan, Amran menyebutkan, stok yang untuk memenuhi kebutuhan hingga Mei 2018. Dia mengakui, tahun-tahun sebelumnya ada ketakutan soal kurangnya stok karena panen pada November, Desember dan Januari sangat rendah.

‘’Dulu kan (tanam di bulan-bulan) hanya 500 ribu hektare. Sekarang satu juta hektare. Jadi tidak usah ragu,’’ kata Amran.

Apalagi, lanjut Amran, Waduk Jatigede kini sudah beroperasi. Waduk tersebut dapat menyelesaikan masalah kekeringan yang selama ini menghantui areal pertanian di Kabupaten Indramayu dan Cirebon.

Amran pun memuji langkah Ketua Umum HKTI Pusat, Jenderal (Purn) Moeldoko dan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, yang dinilai telah bekerja keras meningkatkan produksi padi. Khusus untuk Jabar, bahkan kini menjadi penghasil padi terbesar di Indonesia.

Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, memastikan target produksi Jabar pada tahun ini yang mencapai 12 juta ton telah tercapai. Dia pun optimis target produksi padi pada tahun depan yang mencapai 12,3 juta ton juga bisa tercapai.

‘’Kita berdoa dan berusaha secara maksimal,’’ tegas gubernur yang akrab disapa Aher itu.

Aher menambahkan, saat ini sudah ada Waduk Jatigede yang mengairi lahan seluas 90 ribu – 100 ribu hektare di wilayah Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Dia mengakui, fungsi waduk yang terletak di Kabupaten Sumedang itu memang belum maksimal 100 persen.

Ia mengatakan, ketinggian elevasi air di Waduk Jatigede belum optimal. Selain itu, perbaikan saluran sekundernya juga belum selesai.

‘’Waduk Jatigede belum 100 persen saja sudah bermanfaat dengan baik, tidak ada kekeringan. Ini menambah keyainan kita untuk mempertahankan swasembada pangan,’’ tandas Aher.

Bahkan, lanjut Aher, upaya jangka pendek, menengah dan panjang juga sudah dan sedang dilakukan. Untuk jangka panjang, ada upaya penghijauan dan reboisasi. Sedangkan jangka pendek dan menengah ada pembangunan bendungan dan embung serta normalisasi sungai-sungai.

Sementara itu, Ketua Umum HKTI Pusat, Jenderal (Purn) Moeldoko, menyatakan, HKTI merupakan mitra Kementan dalam mewujudkan swasembada pangan. Karena itu, pihaknya memberikan pendampingan ke kelompok-kelompok tani soal pertanian, mulai dari persiapan, pelaksanaan tanam hingga panen.

‘’Kita berikan klinik pertanian, untuk memberi penyadaran ke petani cara mengenali dan mengatasi hama,’’ tandas Moeldoko.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu