Pemkab Indramayu Pertahankan Produsen Beras Nasional Terbesar

banner 120x600

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, akan mempertahankan prestasi nasional sebagai daerah pensuplai pangan nasional tahun 2021. Keyakinan itu dirasakan, seiring dengan kunjungan Presiden Joko Widodo dalam kegiatan Panen Raya di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Rabu,(21/4/2021)dini hari.

Seperti diketahui, prestasi Kabupaten Indramayu sebagai daerah pensuplai pangan nasional telah diakui oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan bahwa dari luas panen padi 226.626 hektare (ha) telah diperoleh produksi 1.363.312 ton GKG atau 782.132 ton beras, menjadi angka yang terus dipertahanakan walaupun dengan berbagai kedala dan masalah yang dihadapi setiap musim tanam tiba.

Bupati Indramayu, Nina Agustina, mengaku apresiasi atas penilaian BPS saat ini yang menempatkan Kabupaten Indramayu sebagai produsen beras nasional pertama secara nasional. Namun dari prestasi yang diperoleh saat ini, belum diimbangi dengan insentif untuk kesejahteraan petani secara umum, pasalnya dari hasil kajian dilapangan, pihaknya masih menemukan keluhan tentang harga padi saat panen raya yang tidak stabil, kondisi infrastruktur yang mengalami kerusakan diatas 50 persen, serta serapan program pemeberdayaan Kridit Usaha Rakyat (KUR) yang masih perlu perhatian pihak perbankan.

Nina meminta kepada pemerintah pusat melalui Kementerian terkait, agar dapat memberikan prioritas khusus bagi petani Kabupaten Indramayu atas prestasi yang disandang selama ini, terutama bagaimana Pemkab Indramayu memberikan jaminan kesejahteraan kepada petani penggarap lebih dimaksimalkan apalagi dalam situasi dan kondisi Pandemi Covid – 19.

“Petani ini sebagai pahlawan pangan nasional yang harus dipikirkan kesejahteraanya, kami butuh formulasi insentif bagi mereka (petani red)baik berupa program stimulus ataupun program khusus dari kementerian,” tuturnya menanggapi kunjungan Presiden RI.

Ia meyakini, seiring dengan dampak Covid-19 yang masih dirasakan saat ini, hanya sektor pertanian yang masih dapat memberikan nilai positif bagi pemulihan ekonomi di Kabupaten Indramayu dibandingkan sektor lainnya yang mengalami menurunan.

“Sepanjang masa Pandemi Covid-19 ini, sektor pertanian masih berjalan dengan baik dengan hasil produksi padi yang menggembirakan, maka kami berharap pemerintah pusat dapat memperhatikan upaya petani saat ini yang konsisten memperjuangkan mutu sebagai daerah pensuplai pangan nasional,” pungkasnya.

Info yang diperoleh, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data produksi beras nasional dengan menggunakan Kerangka Sampel Area (KSA). Produksi padi tahun 2020 dan potensi Januari hingga April 2021 mengalami kenaikan dibanding produksi tahun 2019. Produksi padi 2020 sebesar 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami kenaikan sebanyak 45,17 ribu ton atau 0,08 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG.

Apabila data tersebut dikonversi capaian produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton, hal ini mengalami kenaikan sebanyak 21,46 ribu ton atau 0,08 persen dibandingkan 2019 yang hanya 31,31 juta ton.

Data dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) jika menggunakan metode KSA, Kabupaten mana saja penghasil beras tertinggi nasional?. Sedikitnya tercatat 25 Kabupaten di Indonesia sebagai produsen beras tertinggi tahun 2020.

Peringkat (1) Kabupaten Indramayu, memiliki luas panen padi 226.626 hektare (ha) dan diperoleh produksi 1.363.312 ton GKG atau 782.132 ton beras.(2), Kabupaten Karawang dengan luas panen 181.915 ha menghasilkan 1.087.874 ton GKG atau setara 624.113 ton beras. (3), Kabupaten Subang, dengan luas panen 169.416 ha menghasilkan padi 970.760 ton GKG atau setara 556.925 ton beras. (4), Kabupaten Banyuasin memiliki luas panen padi 211.187 ha sehingga produksi padi sebesar 917.157 ton GKG dan produksi beras sebesar 526.173 ton. (5), Kabupaten Lamongan dengan luas panen 148.031 ha menghasilkan padi 886.061 ton GKG atau setara 508.333 ton beras. (6), Kabupaten Ngawi dengan luas panen 125.908 ha menghasilkan padi 837.773 ton GKG atau setara 480.630 ton beras. (7), Kabupaten Grobogan dengan luas panen 131.930 ha menghasilkan padi 806.139 ton GKG atau setara 462.482ton beras. (8), Kabupaten Cilacap dengan luas panen 117.627 ha menghasilkan padi 793.907 ton GKG atau setara 455.464 ton beras.

(9), Kabupaten Bone dengan luas panen 164.096 ha menghasilkan 771.447 ton GKG atau setara 442.579 ton beras. (10), Kabupaten Bojonegoro, dengan luas panen 135.635 ha menghasilkan 728.915 ton GKG atau setara 418.179 ton beras. (11) Kabupaten Sragen, produksi berasnya 410.111 ton. (12), Kabupaten Demak, produksinya 378.106 ton beras. (13) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, 363.512 ton beras. (14) Cianjur, 357.411 ton beras. (15) Lampung Tengah, 343.710 ton beras. (16) Pati, 340.204 ton beras. (17) Jember, 338.634 ton beras. (18) Wajo, 326.919 ton beras. (19) Majalengka, 324.906 ton beras. (20) Ogan Komering Ilir, 301.318 ton beras. (21) Sukabumi, 299.161 ton beras. (22) Pinrang, 296.528 ton beras. (23) Tuban, 290.897 ton beras. (24) Bekasi, 289.204 ton beras dan peringkat (25) adalah Kabupaten Cirebon dengan produksi berasnya 285.175 ton.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu