Distan Indramayu Sebut 15.504 Hektar Gagal Panen

banner 120x600

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid Sarbini, menyebutkan, berdasarkan data per 24 Juli 2019, luas areal tanaman padi yang mengalami kekeringan pada MT gadu tahun ini mencapai 15.504 hektare.

Penyebab gagal panen (puso) di Kabupaten Indramayu dipicu oleh musim kemarau yang ekstrim, serta banyaknya pintu air yang rusak sehingga suplai air dari sumber Citarum dan Rentang mengalami kenadala.

Menurutnya, areal kekeringan kategori berat sebanyak 4.218 hektare, kekeringan sedang 2.436 hektare, dan kekeringan ringan 3.184 hektare.

‘’Sedangkan sisanya yang mencapai 5.666 hektare, mengalami puso,’’ ujar Takmid, kepada wartawan, Rabu (24/7/2019). 

Selain tanaman yang sudah mengalami kekeringan seluas 15.504 hektare, saat ini lahan seluas 6.935 hektare juga terancam kekeringan. Jika tidak segera mendapat pasokan air yang cukup, maka luas tanaman yang kini terancam juga akan turut mengalami kekeringan. 

Kondisi tanaman padi yang mengalami gagal panen saat ini menunjukkan semakin parahnya tingkat kekeringan. Pasalnya, berdasarkan data dari Dinas Pertanian setempat per 17 Juli 2019, tanaman padi yang puso baru mencapai 2.100 hektare. Sedangkan lahan yang mengalami kekeringan berat, sedang dan ringan ada sekitar 12 ribu hektare.  

Ia mengatakan, selain kondisi musim kemarau yang ekstrem, kekeringan pada lahan pertanian di Kabupaten Indramayu juga diperparah dengan banyaknya pintu air irigasi yang rusak. Akibatnya, air tidak bisa sampai hingga ke ujung layanan irigasi.  

Kerusakan itu di antaranya terjadi pada BKHR 4A di pintu air Desa Wanguk, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, beberapa waktu yang lalu. Proses perbaikan di pintu itu memakan waktu selama tiga pekan.  

Akibatnya, pasokan air untuk sejumlah kecamatan juga terhenti selama tiga minggu. Di antaranya Kecamatan Gabuswetan, Kandanghaur, dan Bongas. 

Meski kini sudah diperbaiki, namun dari tiga buah pintu air, hanya dua pintu yang bisa digunakan. Sedangkan satu pintu lainnya belum bisa digunakan karena masih dalam tahap perbaikan.

‘’(Pintu yang digunakan) itupun debit airnya sangat terbatas, hanya dua sampai empat kubik sehingga air tidak sampai ke daerah-daerah yang ada di ujung,’’ kata Takmid. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu