banner 728x250

Dinkes Ajak Warga Waspada DBD Meningkat

banner 120x600

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, mengajak kepada seluruh warga masyarakat Indramayu untuk waspada atas meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu saat ini. Pasalnya dari data yang diperoleh kasus tersebut mengalalmmi tren peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan yang sama.

‘’Jadi saat ini memang ada tren kenaikan kasus DBD dibandingkan bulan yang sama tahun kemarin,’’ ujar Deden, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (30/1/2019).

Deden menghimbau kepada masyarakat  untuk terus melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk(PSN) dilingkungan masing-masing.

Ia menyebutkan, berdasarkan evaluasi selama tiga tahun terakhir, kasus DBD di Kabupaten Indramayu mengalami pasang surut. Pada Januari 2017, kasus DBD tercatat ada 113 kasus. Sedangkan pada Januari 2018, kasus DBD hanya ada 9 kasus dan pada Januari 2019 ada 13 kasus.

Ia menerangkan, selama tiga tahun terakhir ini, daerah endemis DBD tercatat ada di lima wilayah puskesmas. Yakni, wilayah Puskesmas Margadadi, wilayah Puskesmas Patrol, wilayah Puskesmas Balongan, wilayah Puskesmas Jatibarang dan wilayah Puskesmas Kertasemaya.

Untuk mengantisipasi merebaknya kasus DBD, Deden mengaku telah membuat surat ke semua fasilitas kesehatan (faskes), baik faskes tingkat pertama maupun tingkat lanjut untuk melakukan kewaspadaan dini DBD.

Khusus untuk puskesmas, Deden pun memerintahkan untuk segera melakukan pendataan dan penelitian epidemiologi jika ditemukan ada kasus DBD atau ada laporan dari masyarakat tentang kasus DBD. Upaya antisipasi penyebaran DBD pun harus semakin gencar dilakukan.

‘’Hal paling efektif yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah DBD adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M (menguras, mengubur dan menutup tempat penampungan air),serta perilaku PHBS,’’ tegas Deden. 

Selain menggencarkan PSN, lanjut Deden, pihaknya juga akan memberikan bubuk abate jika ada laporan tentang kasus DBD di suatu wilayah. Menurutnya, bubuk abate itu efektif untuk membunuh larva nyamuk Aedes Aegypti. 

Ketika ditanyakan mengenai fogging, Deden menyatakan, pihaknya telah menyiapkan anggaran untuk itu. Meski demikian, dia menekankan, fogging bukanlah cara efektif untuk mengatasi DBD. 

Menurut Deden, fogging atau penyemprotan insektisida hanya efektif selama satu minggu dan hanya bisa membunuh nyamuk yang terbang di atas permukaan. Sedangkan larva nyamuknya tidak bisa mati. Larva itulah yang akan melanjutkan siklus DBD.

‘’Selain itu, saat kita menyemprotkan fogging, itu sama artinya dengan menyemprotkan polutan ke lingkungan. Dan akan menimbulkan masalah kesehatan lingkungan bagi masyarakat,’’ imbuh Deden. 

Sementara itu, dari hasil penelusuran dilapangkan sebanyak 10 penderita DBD saat ini sudah mendapat tindakan medis di RSUD Indramayu, 7 penderita sudah dinyatakan pulih dan kembali ke rumah, sementara 3 penderita lainnya masih intensif mendapat perawatan di RSUD Indramayu.

“Benar ada beberapa pasien yang intensif dilakukan penanganan, dari awal kondisi trombosit naik, sekarang sudah bisa ditekan,”kata Wadir Pelayanan Medis, Dr.Agung Suhartono diruang kerjanya.

Warga Perum Margalaksana 1 Jalan Gunung Krakatau Rt05/01,mengaku sudah empat hari mendapat perawatan di RSUD Indramayu, ia sangat berharap agar pemerintah dapat menekan penyebaran kasus DBD ini kepada lingkungan lain.

“Anak saya Liona Alhamdulillah sudah bisa dinyatakan pulang,” kata Helmiansyah

Ia mengaku khawatir akan kemungkinan timbulnya DBD di daerahnya. Pasalnya, saat ini kondisi cuaca tak menentu sehingga menimbulkan banyak genangan air.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu