BALONGAN,(Fokuspantura.com),- Keberadaan DAM Prawiro Darung yang terletak di Desa Rawadalem, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sejak dibangun secara swadaya oleh petani setempat pada tahun 1985 dilanjutkan rehabilitasi oleh pemerintah pusat pada tahun 1992 dan tahun 2014, kondisinya saat ini butuh sentuhan kembali, pasalnya bangunan infrastruktur pertanian yang mampu menopang sekitar 350 hektar lahan pertanian di tiga desa tersebut dapat menampung suplai air untuk ratusan hektar hingga panen setiap tahun.
Kuwu Desa Rawadalem Suryadi mengatakan, keberadaan DAM Prawiro Darung saat ini dapat menampung air hingga bisa bermanfaat untuk luas hamparan 200 hektar diwilayahnya, bahkan jika di beberapa wilayah Pantura kesulitan air, saat ini pihaknya bersyukur memiliki penampungan air yang identik dengan embung masih bisa bermanfaat untuk petani diwilayahnya dan desa sekitar.
“Keberadaan DAM itu sangat besar manfaatnya, bahkan desa tetangga seperti Tegalsembadra, Sukaurip dan Sukareja sebagian memanfaatkan air dari bendungan DAM kita,”tuturnya, Sabtu(4/8/2018).
Eksistensi DAM Prawiro Darung saat ini, diharapkan mendapat perhatian dari pemerintah pusat melalui BBWS Ciamanuk Cisanggaraung atau Dinas PUPR Indramayu untuk rehabilitasi pintu secara total serta perbaikan saluran tersier yang saat ini kondisinya sudah mengalami kerusakan.
“Jika kondisi pintu Bendungan DAM normal, petani semakin mudah untuk mengoperasikannya, bayangkan jika musim hujan datang harus dibuka dengan chainblok akibat beratnya pintu yang ada saat ini,”terangnya.
Ia menjelaskan, pemerintah saat ini bisa langsung mengecek keberadaan DAM Prawiro darung, sebagai infrastruktur andalan petani diwilayahnya yang masih sangat bermanfaat dikala situasi curah hujan berkurang, pasalnya lokasi pertanian diwilayah tersebut jauh dari sumber irigasi baik dari Irigasi Rentang maupun Sungai Cimanuk.
Ia menambahkan, yang meski juga diperhatikan, kata Suryadi, keberadaan Sungai Prawiro Darung bergandengan dengan Sungai Prawiro Kepolo, sehingga ketika pintu air Sungai Prawiro Kepolo yang berda di Desa Gelarmendala dibuka, kondisi air yang berada di Sungai Prawiro Darung ikut ketarik dan menyebabkan debit air berkurang. Hal itu disebabkan pertemuan antar kedua sungai yang berada di Desa Sudimampir Lor tidak didukung oleh pintu air yang berbentuk kelep.
“Jadi, kalau mau diperhatikan juga, pintu kelep di Blok Berokan harus dibangun sebagai penyeimbang agar air dari Sungai Prawiro Darung tidak tersedot habis ke Sungai Prawiro Kepolo,”imbuhnya.