KUNINGAN,(Fokuspantura.com),- Masyarakat Desa Sukaharja Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan Jawa Barat selama tiga hari, Sabtu hingga Senin (15-17/7) ramai-ramai membendung Sungai Cijangkelok guna memasok kebutuhan air irigasi dan air bersih.
Secara manual mereka bergotongroyong mengumpulkan pasir dan batu (sirtu) dari sungai tersebut lalu dimasukkan karung untuk membendung air. Namun, pada Kamis (19/7) ini t memulai melaksanakan pengerukan dengan menggunakan alat berat untuk membangun bendungan secara permanen menggunakan Anggaran Dana Desa (ADD).
Kepala Desa Sukaharja, Sunandi mengakui, setiap tahun di musim kemarau masyarakatnya selalu kekurangan air. Bahkan, sungai pun tak jarang mengalami kekeringan, terlebih sekarang pascabencana alam banjir pada 22 Januari lalu, hingga merusak saluran irigasi persawahan dan fasilitas kebutuhan air bersih.
“Masyarakat berkeinginan untuk membuat tanggul bendungan agar air bisa masuk ke areal persawahan secara teratur dan resapan. Hasilnya cukup memuaskan terbukti dengan membendung sungai tersebut menggunakan sirtu berkarung tidak hanya areal persawahan saja sumur warga pun berair dan dapat dikonsumsi,” kata Sunandi.
Dijelaskan, baru beberapa minggu musim kemarau sumur-sumur warga mengalami kekeringan sehingga masyarakat berinisiatif dan mendesak untuk melakukan aksi bendung sungai. Ternyata meski bersifat emergensi berhasil cukup memuaskan.
Berdasarkan musyawarah desa, lanjut dia, dan desakan warga telah melakukan kordinasi untuk menggunakan alat berat guna membangun bendungan selebar 2 meter, panjang 39 meter serta kedalaman pondasi 3 meter bawah dan 2 meter ke bagian atas secara permanen dengan sistem swakelola.
“Kami merasa khawatir karena anggaran Dana Desa senilai Rp 184.500.000 itu juga digunakan membangun pagar lapangan bola dan TPT pascamusibah banjir dan rencana pelaksanaan pembangunan bendungan tersebut akan dimulai besok (hari ini-Red),” kata Sunandi, Rabu (18/7) kepada koran ini.
Selama musim kemarau masyarakat selalu menggunakan dua unit mesin pompa air milik kelompok tani Karangwareng Sukaharja guna mengairi areal persawahan. Sebenarnya dana Desa yang dianggarkan untuk membangun bendungan permanen itu tidak akan mencukupi, namun, karena desakan warga dengan hati-hati pemerintah desa melaksanakannya walaupun harus dua tahap pelaksanaan hingga selesainya bangunan yang merupakan pengaman juga.
“Karena kalau musim penghujan air Sungai Cijangkelok meluap ke rumah-rumah warga, jadi kami fungsikan pula dengan kebutuhan lainnya,” jelas Kades Sunandi. (Emka)