banner 728x250

Tim Saber Pungli Dalami Penyerobotan Lahan PG Jatitujuh

banner 120x600

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Sekretaris Satgas Saber Pungli Pusat, Irjen Widiyanto Poesoko, sedang mendalami dan melakukan penyelidikan adanya dugaan tindakan pungutan liar (pungli) dibalik penyerobotan sekitar 5.000 hektare lahan perkebunan tebu Pabrik Gula (PG) Jatitujuh, Majalengka oleh oknum tertentu, sehingga berdampak pada menurunnya produksi gula secara nasional.

‘’Ada indikasi pungli yang menjurus pada penipuan,’’ ujarnya dihadapan wartawan usai memimpin rapat koordinasi soal kisruh lahan PG Jatitujuh, di Kantor Bappeda Kabupaten Indramayu, Kamis (22/11/2018).

Ia mengatakan, indikasi adanya pungli tersebut, terlihat dari adanya warga yang diiming-imingi akan diberi lahan di wilayah PG Jatitujuh oleh sejumlah oknum. Bahkan dibalik iming-iming tersebut, warga dimintai sejumlah uang.

‘’Kalau dimintai sejumlah uang tanpa ada dasar hukum, itu namanya pungli. Bisa juga mengarah pada penipuan,’’ tuturnya.

Ia mengatakan, saat ini Tim Saber Pungli Pusat sedang mendalami kasus tersebut untuk mengungkap dan menemukan oknum pelakunya. Setelah nanti data dan faktanya ditemukan, maka akan dilakukan penindakan terhadap pelaku.

‘’Kami akan tegakkan pasal pungli. Jika ada penipuan, nanti kepolisian yang mengurus. Kalau premanisme, nanti penanganannya dibantu Kodim,’’ kata Widiyanto.

Widiyanto menilai, ada komunikasi yang terputus dalam kasus tersebut, baik dari pihak pabrik gula, masyarakat maupun pemerintah daerah. Untuk itu, pihaknya akan mempertemukan pihak-pihak yang berseteru untuk menemukan titik temu.

Senada, Senior Executive Vice Presiden PT RNI, Rahmat Hidayat, menyatakan, penyerobotan sekitar 5.000 hektare lahan perkebunan tebu PG Jatitujuh telah berdampak pada menurunnya produksi gula.

‘’Turun sekitar 50 persen,’’ terang Rahmat.

Iamenjelaskan, penyerobotan lahan tersebut membuat proses penanaman tebu tidak bisa dilakukan. Sehingga secara otomatis berdampak pada pasokan tebu yang menjadi bahan baku gula menjadi terhenti.

Selama ini, tebu yang dihasilkan di lahan PG Jatitujuh rata-rata mencapai 70 ton per hektare. Jika dikalikan dengan luas lahan yang diserobot sekitar 5.000 hektare, maka bahan baku yang hilang setidaknya sekitar 350 ribu ton.

‘’Nilai kerugian kita sekitar Rp 200 miliar,’’ tutur Rahmat.

Ia berharap, Tim Saber Pungli bisa mengatasi masalah tersebut. Apalagi, pada Desember nanti, sudah dimulai waktunya musim tanam tebu. Jika Desember tidak bisa tanam, maka produksi gula tahun depan dipastikan akan lebih menurun lagi.

Sementara itu, Sekda Indramayu, Ahmad Bachtiar, menyatakan, Pemkab Indramayu mendukung kebijakan gula nasional maupun kebijakan soal hutan. Namun di sisi lain, kesejahteraan masyarakat juga menjadi harga mati.

‘’Jangan sampai kehadiran pabrik tidak berdampak positif pada masyarakat,’’ tandas Bahtiar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu