Sambut Panen Raya, Ratusan Petani Lahan HGU Gelar Syukuran

banner 120x600

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Ratusan petani penggarap lahan HGU PG Rajawali yang tergabung dalam Forum Penggarap Pelopor Sejahtera (FORGAPORA) menggelar syukuran ‘Satus Tumpeng’ untuk menyambut panen raya padi tahun 2022, di Objek Wisata Situ Bolang, Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Minggu, 13 Maret 2022.

Selain syukuran Satus Tumpeng dengan tema “Lemah aja sampe nganggur, kudu ditanduri supaya rayate waras kelawan wareg” tersebut, FORGAPORA juga menggelar Diskusi Publik, yang dihadiri Wakil Ketua DPRD Kabupaten Indramayu H Sirojudin, Ketua LBH ANSOR Kabupaten Indramayu Afif Rahman, Ketum Serikat Pejuang Tani Indramayu Barat (SPTIB) Wajo serta Ketua Dewan Pembina Forgapora Carkaya, bersama tokoh masyarakat Desa Jatisura dan Perwakilan Forkopimcam Cikedung dan ratusan petani.

Ketua Umum Forgapora, Didi Pribadi mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur para petani penggarap lahan HGU yang akan menghadapi panen raya pada tahun ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi antar pengurus dan anggota Forgapora yang tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Indramayu, terutama petani penggarap.

“Satus Tumpeng ini hanya mewakili saja dari ratusan anggota Forgapora yang hari ini berkesempatan hadir disini. Syukuran ini untuk menyambut panen raya padi di tahun ini, Insya Allah panen dengan hasil melimpah dan menjadi berkah, mudah-mudahan petani bisa sejahtera,” ungkapnya

Senada, Dewan Pembina Forgapora, Carkaya menerangkan, gambaran geografis Kabupaten Indramayu dengan luas wilayah 204.011 hektar,  terdiri atas 110.877 Ha tanah sawah (54,35%) dengan irigasi teknis sebesar 72.591 Ha, 11.868 Ha setengah teknis, 4.365 Ha irigasi sederhana PU, dan 3.129 Ha irigasi non PU, sedang 18.275 Ha diantaranya adalah sawah tadah hujan.

Seperti diketahui bersama, Kabupaten Indramayu juga merupakan salah satu penghasil padi terbesar di Indonesia selain Karawang, Cilacap, Subang, dan Banyuasin yang pernah menjadi produsen beras nomor satu nasional pada 2021.

Dikatakannya, rata-rata kebutuhan beras Indramayu setiap tahun mencapai 170,38 ton/tahun. Angka tersebut didapat dengan mengalikan jumlah penduduk yakni sebanyak 1.834 juta jiwa dengan konsumsi/kapita/tahun sebanyak 92.9 kg.

“Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan sinergi antara petani dan pemerintah khususnya Kabupaten Indramayu untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, salah satunya melalui pembangunan Indramayu berbasis pertanian,” paparnya

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Indramayu, H Sirojudin, dalam sambutannya menyampaikan, sektor pertanian di Kabupaten Indramayu memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi daerah.

“Padi sebagai komoditas utama pertanian di Kabupaten Indramayu serta sebagai komoditas prioritas Pemerintah Pusat untuk mewujudkan swasembada pangan,” terangnya

H Sirojudin yang juga sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Indramayu itu mengajak petani yang tergabung dalam wadah Forgapora agar dapat bersinergis dengan program Pemerintah Daerah Indramayu, di kepemimpinan Bupati Hj Nina Agustina.

“Misalkan ada aspirasi baik terkait program dan lainnya diselesaikan dengan cara musyawarah, audiensi di DPRD, sampaikan melalui saya, tidak harus demo,” terangnya

Sebagai Wakil Rakyat, H Sirojudin memberikan gambaran kendala mendasar pertanian Indonesia, yakni infrastruktur, sarana dan prasarana, regulasi, kelembagaan dan sumber daya manusia, permodalan, dan alih fungsi lahan pertanian.

Sehingga, kata Sirojudin, diperlukan sinergi yang baik antara petani, penyuluh, dan Pemerintah baik pusat, provinsi dan daerah, juga Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian untuk mengatasi enam kendala tersebut.

Menurutnya, sebagai petani dan penyuluh saat ini yang juga menghadapi tantangan di era global, harus dapat berpikir kreatif dan inovatif untuk mengatasi keenam kendala tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu