PATROL, (Fokuspantura.com),- Kondiai air baku dimusim kemarau yang terus memgalami penurunan, dikeluhkan masyarakat petani di Kabupaten Indramayu, sementara sebagian besar lahan pertanian sudah memasuki fase olah lahan dan sebagian berada pada fase padi bunting.
Hal itu terjadi di Kecamatan Sukra, Anjatan, Patrol, Bongas, Kandanghaur dan juga Kecamatan Gabuswetan, dimana suplay air bersumber dari bendung Salamdarma Desa Bugis Kecamatan Anjatan, dibawah pengelolahan Perum Jasa Tirta (PJT) ll Seksi Patrol.
Menyikapi permasalahan tersebut, Asmant PJT II Seksi Patrol, Budiyana Soekardi, diruang kerjanya, Selasa (10/7/2018) mengatakan, permasalahan air ini merupakan polemik yang dihadapi oleh petani setiap tahun dimusim kemarau, sehingga menjadi pembahasan serius dengan semua komponen untuk mencari jalan keluar yang terbaik sehingga permasalahan tersebut dapat tertanggulangi.
Untuk PJT Patrol itu sendiri, lanjut Budi, memiliki tanggung jawab penyelamatan seluas 35.873 hektar lahan pertanian yang tersebar di sejumlah kecamatan yaitu, Kecamatan Pusakanagara dan Pusakajaya Kabupaten Subang, Kecamatan Sukra, Patrol, Anjatan, Bongas, serta sebagian wilayah Kecamatan Kandanghaur dan Gabuswetan, dengan zona suplesi air melalui SS. Pusakanagara untuk 11,642 ha lahan pertanian, SS. Sukra seluas 4.709 ha, SS.Anjatan luas hamparan 4.904 ha, SS. Eretan 5.355 ha dan SS. Gabuswetan mengaliri lahan seluas 9.263 ha.
“Ada 35.873 lahan pertanian di wilayah kerja PJT II Seksi Patrol yang harus dialiri air dari bendung Salamdarma melaui SS masing-masing,” ujarnya.
Dikatakannya, upaya penyediaan air irigasi tersebut pihak PJT melakukan koorsinasi dengan pihak Saluran Tarum Timur (STT) untuk meningkatkan supleai air dan mulai Sabtu (7/7/2018) air dari Curug untuk STT ditambah debitnya dari 55 m3/dtk menjadi 62,5 m3/dtk.
“Kita menunggu air dalam perjalanan Curug Karawang menuju bendung Salamdarma – Bugis,” terangnya.
Kemudian, lanjut Budi, kondisi air hingga hari Selasa (10/7/2018) pukul 09.05 WIB, pada Tma Cipunegara 17.10 mdpl,
Tma STT B.Tt 53d dan Salamdarma 18.89 mdpl, sehingga suplesi bendung Salamdarma meningkat menjadi 16,302 m3/dtk, artinya kondisi air bisa dikatakan stabil maka lahan pertanian diwilayah kerjanya dapat terselamatkan.
“Kondisi air irigasi di bendung Salamdarma berada pada posisi 16,302 m3/dtk, Insya Allah stabil sehingga ancaman gagal tanam dan juga puso dapat tertanggulangi,” tandasnya.