banner 728x250

Oknum Wartawan Diduga Aniaya Guru SMPN 2 Lelea

banner 120x600

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Suwignya, Guru SMPN 2 Lelea, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, secara resmi melaporkan SB (60 tahun), seorang wartawan yang diduga telah melakukan penganiayaan terhadap dirinya mengakibatkan luka sobek berdarah di sekitar hidung korban.

“Kejadiannya itu hari Jumat tanggal 2 Agustus kemarin sekitar pukul 09.30 WIB,”kata Suwignya, saat berada di Kantor Dewan Pendidikan Kabupaten Indramayu Jalan RA. Kartini, Senin (5/8/2019).

Menurutnya, peristiwa penganiayaan itu, bermula saat dirinya berada di ruang kantor SMPN 2 Lelea. Tak lama kemudian, datang SB bersama temannya yang tidak dikenal. Melihat ada tamu, selanjutnya Suwignya mempertanyakan keperluannya dan mendapatkan jawaban sedang mencari kepala Tata Usaha (TU).

“Saya sempat bertanya kembali, mau menemui kepala Tata Usaha atau kepala sekolah. Tetapi tidak ada jawaban. Kemudian saya persilahkan untuk duduk di ruang tamu dan saya pun bergegas mencari kepala Tata Usaha,” ucap Suwignya.

Namun, mereka bukannya duduk, setelah dipersilahkan untuk menunggu. Bahkan mengikuti dimana dirinya membantu untuk mencari kepala Tata Usaha sekolah setempat. Usai bertemu kepala tata usaha, oknum wartawan yang diketahui berinisial SB menghampirinya. Dan tiba-tiba membentak dirinya serta langsung mejulur-julurkan tangannya ke wajah Suwignya.

“Dia terus merangsek sambil membentak-bentak, saya sempat menghindar. Tiba-tiba tanpa diduga tangannya mengenai wajah saya, dan cincin yang ada di jari tangannya itu melukai hidung hingga berdarah. Peristiwa ini terjadi di ruang wakil kepala sekolah dengan disaksikan sejumlah guru, ” ulasnya.

“Kasus ini sudah saya laporkan ke Polres Indramayu. Biarkan kasusnya berlanjut sehingga oknum wartawan itu jera,” paparnya.

Sementara itu, Pengurus Dewan Pendidikan Kabupaten Indramayu, Ribaldi Chandra, mengaku prihatin atas tindakan kekerasan oknum wartawan terhadap soorang guru yang note bene sebagai pendidik.

“Korban sudah melaporkan ke Polres bahkan hari ini melaporkan peristiwanya ke kita. Atas penganiayaan yang dilakukan oknum wartawan tersebut saya sangat prihatin dan menyayangkan kenapa harus terjadi. Ini sudah menyangkut kehormatan seorang guru untuk itu saya akan mendampingi korban ke Polres Indramayu untuk meindajklanjuti secara hukum,” tegas Ribaldi Chandra.

Terpisah, SB membantah jika dirinya telah dituduh melakukan penganiayaan terhadap guru SMPN 2 Lelea, sebagaimana dalam konferensi pers di Dewan Pendidikan Indramayu serta bukti laporan yang disampaikan. Ia sebagai terlapor akan memenuhi panggilan penyidik jika dinilai laporan tersebut sudah memenuhi syarat formil dan materil atas tuduhan yang dilayangkan. Namun pihaknya menjelaskan jika peristiwa tersebut sudah dilaporkan kepada Polsek setempat namun dianggap tidak cukup bukti.

“Pada saat peristiwa terjadi, seluruh guru dan murid dikumpulkan dengan pengeras suara, ahirnya saya menghindar dan memilih melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Lelea,” tuturnya saat dikonfirmasi lewat sambungan seluler.

Saat ditanya, apa yang menjadi penyebab peristiwa tersebut mencuat. Menurut SB, hal itu terjadi karena pada saat dirinya sedang menjalankan tugas jurnalistik untuk menkonfirmasikan dugaan pungutan liar di sekolah tersebut atas laporan masyarakat, telah dihalang – halangi hingga menimbulkan pertikaian antar guru dan dirinya. Emosi keduanya tak terkendali kemudian guru tersebut sempat tercakar dan menyebabkan hidung guru tersebut mimisan sampai mengeluarkan darah.

“Setelah mengeluarkan darah, difoto oleh guru yang lain, nampaknya darah keluar dari hidung itu jadi bahan untuk visum di Puskesmas,” katanya menambahkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu