İNDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu akan konsen terhadap masalah Angka Rata – Rata Lama Sekolah (RLS) warga Kabupaten İndramayu berdasarkan data BPS Propinsi Jabar sebesar 5,98 tahun atau RLS İndramayu tak lulus SD dibawah standar capaian kinerja, bahkan menyumbang prestasi paling rendah diantara 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
Persoalan tersebut menjadi momok Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu agar secepat mungkin menggenjot digit angka lama sekolah yang terus dikonsumsi publik melalui pengentasan ribuan warga putus sekolah / Droop Out (DO) melalui jalur Pendidikan Non Normal (PNF) dengan jenjang kesetaraan Kejar Paket A, B dan C.
Data dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Indramayu menyebutkan, angka putus sekolah pada tahun 2018 diprediksi untuk jenjang SD sebanyak 237 orang, jenjang SMP sebanyak 976 orang, jenjang SMA sebanyak 293 dan jenjang SMK sebanyak 1.714 orang sementara untuk angka putus sekolah tahun 2019 diprediksi untuk jenjang SD sebanyak 225 orang, jenjang SMP sebanyak 927 orang, jenjang SMA sebanyak 278 dan jenjang SMK sebanyak 1.628 orang. Angka prediksi siswa putus sekolah tersebut tersebar di 15 Kecamatan sebagai prioritas program pendidikan non formal Disdik Indramayu.
Sekertaris Dinas Pendidikan (Sekdisdik) Kabupaten İndramayu, H. Caridin, ketentuan United Nations Depelopment Program (UNDP) usia RLS adalah 25 tahun, artinya jika merujuk pada ketentuan UNDP tersebut Kabupaten İndramayu masih jauh dibawah standar RLS, sehingga perlu keseriusan yang lebih optimal, salah satunya dengan pengentasan angka putus sekolah (DO) melalui jalur Pendidikan Non Formal (PNF).
Dalam penanganan masalah tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu pada tahun 2020 nanti, akan mengentaskan sebanyak 18.686 Warga Belajar (WB) yang sudah terakomodir kedalam dapodik untuk jenjang pendidikan kesetaraan paket A, B dan C.
“Anggaran yang akan direalisasikan adalah bagi WB yang terdaftar kedalam Dapodik yang diajukan melalui PKBM masing – masing selaku penyelenggara,” ujar Caridin ketika melakukan peninjauan penyelenggaraan pendidikan kesetaraan di PKBM Samiaji Patrol, pekan lalu.
Terpisah, Ketua PKBM Samiaji Patrol, Warganda, mengatakan, kepeminatan masyarakat untuk menempuh pendidikan kesetaraan cukup tinggi hal itu dilihat dari jumlah WB di PKBM Samiaji setiap tahun dengan kuota rata – rata mencapai ratusan peserta baik WB dengan pendanaan melalui program pemerintah maupun swadaya, termasuk untuk tahun pelajaran yang akan datang kuota WB di PKBM Samiaji Patrol mencapai jumlah 200an yang terdaftar kedalam dapodik.
Dikatakannya, PKBM memiliki eksistensi layanan masyarakat dibidang pendidikan non formal dengan maksud selain memberi kesempatan kepada warga untuk menyelesaikan jenjang pendidikan yang sebelumnya tertunda hingga memperoleh legalitas formal sesuai dengan tingkat kesetaraan yang diikutinya, juga dimaksudkan pula sebagai upaya untuk menambah prosentasi usia RLS sekaligus mendongkrak peningkatan IPM Kabupaten Indramayu.
“Prinsipnya PKBM senantiasa membuka peluang kepada masyarakat untuk menuntaskan jenjang pendidikan yang sebelumnya tertunda sebagai daya dukung peningkatan prosentasi RLS di Kabupaten Indramayu,” terangnya.
Sementara itu, Bappeda Indramayu akan menargetkan untuk capaian angka rata – rata lama sekolah di Kabupaten Indramayu meliputi angka partisipasi sekolah usia 7 – 12 tahun, angka partisipasi lama sekolah usia 13 – 15 tahun dan angka partisipasi sekolah usia 16 – 18 tahun melalui program kegiatan wajib belajar sembilan tahun dan bea siswa pendidikan serta program pendidikan non formal akan menghasilkantarget capaian angka lama sekolah tahun 2019 ini sebesar 6,39 tahun pada tahun 2020 sebesar 6,80 tahun dan endingnya pada tahun 2024 sebesar 8,44 tahun.