SUMBER,(Fokuspantura.com),– Cecak tembok (Cosymbotus platyurus) dan jenis lainnya sudah lama menjadi komoditas yang bisa diekspor, hal ini memberikan peluang bagi sebagian orang untuk mencari uang, termasuk bagi beberapa warga di Kabupaten Cirebon.
Unik dan beda, berburu cecak menjadi profesi yang bisa menjadi ladang usaha. Inilah yang tengah dikembangkan oleh Lilis, seorang ibu rumah tangga asal Desa Kertasura Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
Setiap hari Lilis mengolah cecak hasil buruan menjadi cecak kering siap kemas, bahkan, siap diekspor. Sekali kirim ke luar negeri bisa mencapai lima kuintal. Setiap hari Lilis mengumpulkan cecak buruan dari para pekerjanya. Dalam sekali ekspor, Lilis biasanya mendapatkan keuntungan sampai 40 juta rupiah.
Mereka memulai berburu cecak setiap malam hari, dari rumah ke rumah. Sering kali membuat pemilik rumah merasa heran. Kedatangan sekelompok orang yang berburu cecak ke rumah warga dengan sebatang kayu yang dilekati lem tikus di ujung kayu tersebut awalnya mengagetkan dan mengundang kecurigaan warga, namun, akhirnya mereka pun memaklumi.
Dalam semalam seorang pemburu cecak bisa mendapatkan 10 sampai 7 kilogram. Kemudian di pagi hari cecak hasil buruan dicuci sampai bersih. Selanjutnya dikeringkan dalam oven yang besar selama enam jam. Fungsinya untuk membuat air cepat menguap. Setelah dioven, cecak yang setengah kering dijemur seharian. Setelah benar-benar kering, cecak siap dikemas untuk diekspor ke Negara Thaiwan.
Cecak kering ini biasanya dignuakan untuk bahan baku obat kulit. Namun, di tempat Lilis hanya sebatas pengeringan saja. Untuk menghindari pembusukan ketika dikirim ke luar negeri.
“Kita kirim ke Thaiwan. Biasanya untuk bahan pembuatan obat kulit gitu Mas. Paling dalam semalam satu orang bisa bawa 10 kilo cecak yang baru ditangkap. Nah kalo sudah kering pasti menyusut jadi 4 kg saja. Ya setengahnya lebihlah. Makanya harganya pun mahal,” katanya.
Usaha yang unik ini bisa menjadi inspirasi bagi yang lain. Binatang yang menurut sebagin orang tidak berguna, tapi bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi Lilis dan karyawannya. Terlebih, saat sulitnya mencari pekerjaan seperti sekarang.
Kadria, salah satu pemburu cecak mengatakan dia dan kawan-kawannya mulai berangkat berburu sejak senja hari. Semalaman mereka akan mencari cecak di rumah -rumah warga. Dengan bekal tongkat panjang yang di bagian ujungnya dilumuri lem tikus yang nantinya digunakan untuk menangkap cecak dan wadah besar sebagai tempat hasil buruan.
“Saya memang berangkatnya sore dan pagi baru pulang. Karena kalau siang ya gak ada cecaknya. Kalau malam baru pada ke luar. Nah jadi mudah menangkapnya. Hasilnya juga lumayan. Bisa sepuluh kilo dapatnya. Kalau siang ya gak tau. Saya belum pernah coba,” ujar Kadria. (Ibrahim)