Oknum Preman Air, Dinas PUPR Diduga Tutup Mata

banner 120x600
INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kondisi kekeringan lahan pertanian di empat wilayah Kecamatan meliputi Losarang, Terisi, Gabuswetan dan Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, terendus dugaan adanya jual beli air oleh oknum Aparatur Sipil Negara (ASN)dari Dinas PUPR Kabupaten Indramayu dengan memanfaatkan irigasi pengairan Rentang sebagai obyek.
 

Informasi yang diperoleh Fokuspantura.com dilapangan, dugaan terjadinya mafia air bermula saat kondisi lahan diwilayah Kecamatan Losarang butuh air dan sangat memprihatinkan. Atas inisiatif Kuwu diwilayah tersebut terjadilah pembahasan dan kesepakatan jika oknum mafia air bersedia untuk menghadirkan air untuk irigasi B.BT 19 sampai dengan B.BT 21 dengan mempersiapkan Rp7 juta agar bisa mengairi lahan. Setelah kesepakatan tercapai, terjadilah pertemuan di sebuah lokasi sekitar areal sawah persisnya blok pilang. Namun belum sampai penyerahan sejumlah uang kepada anak buah oknum ASN, gelagat yang tak beres itu kemudian tercium oleh salah satu Danramil, hingga ahirnya datanglah Danramil di pertemuan saat transaksi. Namun karena Danramil sudah geram sejak mendengar informasi tersebut menyebabkan suruhan oknum ASN diberi peringatan dan diancam untuk melaporkan kepada pesuruhnya hingga Informasi adanya dugaan pemukulan marak didengar masyarakat pertani diwilayah daerah pemilihan (dapil) empat. Selanjutnya Danramil diwilayah tersebut merampas identitas terduga jaringan mafia air C warga Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat, yang diduga orang dekat mantan Bupati Indramayu, kendati insiden dua minggu yang lalu tak terendus oleh wartawan.

Dalam rekaman yang disimpan salah satu petani Kecamatan Losarang, sangat kuat dugaan, jika oknum mafia air tersebut bermain dibalik  jadwal gilir air yang dibuat oleh Dinas PUPR Indramayu usai hasil Rakor yang diinisiasi oleh Kodim 0616 Indramayu dengan mengudang pihak PUPR, BBWS CC, Dinas Pertanian, Poktan dan beberapa pihak membahas rencana jadwal air.

“Dalam rekaman yang saya ambil, jaringan oknum preman air sudah jelas ngomong jika petani tak ada uang, maka tak dapat air, ini yang akan saya buktikan nanti didepan Bupati Indramayu,” tutur sumber petani Kecamatan Losarang.

Faktanya, karena masyarakat petani Losarang tak bayar uang, selama gilir air yang berahir hari ini, ratusan hektar lahan sawah belum terairi dan giliran air di saluran irigasi Cibuaya baru masuk dan belum terairi.

Bahkan, identitas oknum mafia air juga sudah dibegang oleh Dandim Indramayu saat dikonfirmasi Fokuspantura.com dalam pesan whatsapp belum lama ini. Namun hal itu kata Dandim Agung, menjadi wilayah Dinas PUPR Indramayu untuk dilakukan pembinaan.

“Ia sudah teridentifikasi, makasih, sudah dilakukan ke Kepala Dinasnya, biar dibina disana dulu,” tulis Dandim Indramayu Letkol Arh. Agung Nurcahyo.

Dari fakta itu, sangat berdampak pula pada proses gilir air selama hampir sepekan ini belum bisa menuntaskan nasib petani di wilayah Kecamatan Losarang blok jalan pipa pertamina.

Kepala Bidang Tata Teknis Irigasi (TTI) Dinas PUPR Indramayu, Anggoro Purnomo saat dikonfirmasi dikatornya membantah jika dilapangan terjadi dugaan praktek jual beli dan mafia air yang melibatkan oknum ASN PUPR Indramayu.

“Gak ada permainan gituan, kalau diminta ya jangan dikasih, kita normatif aja dilapangan, kalau misalnya ada tinggal laporkan ke kita, siapa dipanggil, karena gak ada laporan,” tuturnya.

Bahkan, lajut Anggoro, persoalan dilapangan, pihaknya  tidak  tau secara detail, sehingga adanya dugaan mafia air tak sampai ke Dinas PUPR dan belum ditindak lanjuti, kendati bahasa yang keluar dari Kabid TIT menegaskan sejumlah uang yang diterima oleh petugas dilapangan adalah bentuk kewajaran.

“Gini mas, namanya dilapangan bayangin, berbulan bulan orang kerja berhubungan dengan Kuwu, Lurah siang malam, gilir air, ribut dengan masyarakat, masa gak ada support dari masyarakat ya, barang seperak dua perak jamak baelah,”terangnya.

Atas sikap yang tak tegas dari Dinas PUPR Indramayu terhadap oknum ASN yang diduga mafia air menjadi agenda pokok rencana aksi ribuan petani menuntut keadilan atas nasib yang dialami  saat ini dan sebagai ungkapan kekesalan dari sikap pemerintah.

“Kami sedang matangkan rencana aksi demo di gedung DPRD dan Kantor Bupati dengan membawa ratusan traktor, karena sirkulasi air tak akan bisa beres jika mafia air masih terus beraksi dan kami sudah kumpulkan bukti – bukti,” ungkap petani Kecamatan Losarang.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu