INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Banyaknya kondisi bangunan sekolah yang mengalami rusak berat di wilayah Kabupaten Indramayu, membuat wakil rakyat di Komisi 2 DPRD Indramayu angkat bicara. Bahkan iya berjanji akan memperjuangkan anggaran untuk rehab sekolah yang mengalami kondisi parah untuk diselamatkan dengan mengawal angka sebesar Rp2,5 miliar.
“Nanti Komisi yang akan mengawal anggarannya, murni dari APBD bukan dari DAK atau Banprop,” kata Ketua Komisi 2 DPRD Indramayu, Dalam kepada Fokuspantura.com, Selasa(12/11/2109).
Upaya itu dilakukan sebagai bentuk perjuangan wakil rakyat terhadap kondisi sekolah yang banyak mengalami rusak parah, sehingga dengan perjuangan ini, setidaknya dapat mengurangi beban masyarakat atas keberlangsungan proses belajar mengajar di Kabupaten Indramayu.
“Sekitar Rp2,5 miliar tapi kita upayakan lebih karena banyaknya gedung – gedung SD yang rusak,”tuturnya.
Seperti diketahui, peningkatan muta dan kwalitas pendidikan di Kabupaten Indramayu saat ini diperhadapkan pada kondisi infrastruktur bangunan yang menghawatirkan, pasalnya dalam catatan dan data pokok pendidikan (Dapodik) ditemukan Sebanyak 738 ruang kelas di seluruh SD di Kabupaten Indramayu kondisinya rusak berat.
“Dari 886 SD ini tidak semuanya mengalami kerusakan, yang jelas ruangannya yang rusak ada 738 ruang. Itu datanya dari Dapodik,” Kata Kasi Kelembagaan dan Sarana Prasarana SD Disdik Kabupaten Indramayu, Willy Prihartono saat ditemui wartawan di ruangannya, belum lama ini.
Upaya menanganan persoalan infrastruktur bangunan sekolah tak bisa lepas dari laporan Dapodik yang dilakukan oleh masing – masing sekolah, karena hal itu menjadi kunci alokasi anggaran dapat dikucurkan, karena memang selama ini penanggulangan masalah tersebut hanya mengandalkan DAK dan Bantuan Pemerintah Propinsi Jawa Barat.
“Di Indramayu ada 886 SD, sekitar 30 persen di antaranya mengalami kerusakan,” Kata Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Indramayu, Malik Ibrahim.
Plt. Bupati Indramayu, Taufik Hidayat prihatin dengan kondisi bangunan SD dibeberapa lokasi yang rusak parah, ia berjanji akan melakukan kunjungan secara langsung untuk melihat kondisi yang sebenarnya, karena sarana pendidikan yang sehat menjadi kunci sukses keberhasilan proses KBM.
“Proses belajar mengajar harus tidak boleh terhenti dan harus yang menyenangkan, harus sehat bagaimana kita bisa belajar jika tempatnya tidak sehat dan menyenangkan,” kata Taufik saat dikonfirmasi wartawan.
Data yang diperoleh Fokuspantura.com menunjukan bahwa anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik untuk Dinas Pendidikan tahun 2019 mencapai sekitar Rp52 miliar. Bahkan dalam dokumen APBD Perubahan 2019 disebutkan untuk rehabilitasi ruang kesal SD dianggarkan sebesar Rp1,4 miliar, pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) sebesar Rp3,6 miliar, pengadaan sarana belajar SD (DAK 2019) sebesar Rp12 miliar, pembangunan prasarana belajar SD (DAK 2019) sebesar Rp2,3 miliar dan anggaran untuk rehabilitasi prasarana belajar SD (DAK 2019) sebesar Rp37,9 miliar. Namun faktanya masih ditemukan banyak sekolah – sekolah SD yang sejak tahun 2007 mengusulkan hingga sekarang belum diperhatikan, bahkan ada salah satu sekolah di wilayah Kecamatan Sukagumiwang yang harus menjadi perhatian Pemkab Indramayu.
“Kami malas membuat pengajuan proposal, karena sejak tahun 2007 tidak pernah direalisasikan,”kata salah satu Kepsek SD diwilayah Kecamatan Krangkeng.