banner 728x250

Aleg Roni Januri Serap Aspirasi Warga Perbatasan Indramayu – Cirebon

banner 120x600

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),-  Anggota DPRD Kabupaten Indramayu dari Fraksi PDI Perjuangan Daerah Pemilihan dua (Dapil II), Roni Januri melakukan Reses masa persidangan III tahun 2020 untuk menjaring aspirasi warga perbatasan Indramayu – Cirebon tepatnya di Blok Singajaya Desa Purwajaya Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu. Minggu, (11/10/2020).

Dalam pertemuannya dengan masyarakat Desa Purwajaya itu, Roni Januri dihujani berbagai keluhan warga yang hidup di wilayah perbatasan tersebut.

Munadi, warga blok Singajaya menyampaikan keluhannya terkait jalan milik Kabupaten yang berada di desanya itu tak pernah tersentuh pembangunannya oleh pemkab Indramayu.

“Keluhan masyarakat Blok Singajaya dari dulu itu atau semenjak saya masih kecil, masalah jalan kabupaten menuju arah Kedaton tidak ada enaknya,” keluhnya.

Dengan kondisi jalan yang tidak layak dilewati itu, membuat masyarakat sekitar banyak yang terjatuh, terlebih dimusim hujan tiba. Padahal, jalan tersebut, merupakan akses jalan dengan jarak tempuh yang cepat jika ingin bepergian ke pasar Singakerta ataupun ke Cirebon.

“Mau ke pasar arahnya ke Kapringan dulu langsung ke Singakerta dengan jarak tempuh yang lebih lama. Jadi kami minta dengan kerendahan hati kepada pak Roni untuk secepatnya aspirasi kami disampaikan kepada Bupati untuk segera direalisasikan pembangunannya”, tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Imam. Bahkan Imam mempertanyakan apa yang menyebabkan akses jalan Kabupaten di desanya itu tidak pernah tersentuh pembangunannya oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu.

“Apakah jalan di Desa Purwajaya itu merupakan korban politik kabupaten Indramayu,” tanyanya.

Kekesalan juga dilontarkan warga lainnya, Imin. Menurutnya, Indonesia merdeka itu hanya sekedar kata-kata saja. Karena tidak bisa dinikmati oleh masyarakat Desa Purwajaya terutama akses jalan.

“Berbicara merdeka 75 tahun, tapi tetap saja (jalan Kabupaten-red) di Desa Purwajaya seperti jalan kerbau,” kesalnya.

Dirinya bersama warga lainnya pun ingin mendapatkan kepastian pembangunannya terkait jalan kabupaten yang mirip jalan kerbau tersebut dan bukan hanya sekedar janji-janji saja.

“Saya capek dengerin janji, saya inginkan kepastian bukan janji. Mudah-mudahan dengan hadirnya pak Roni di Desa Purwajaya, bisa menyampaikannya di sidang Paripurna yang didengar langsung oleh Bupati itu, untuk bisa memperioritaskan pembangunan akses jalan di desa kami,” harapnya.

Tidak hanya akses jalan, warga sekitar juga mengeluhkan tentang pertanian terutama dimusim tanam, pupuk di Indramayu selalu mengalami kelangkaan. Padahal di berita itu, Menteri Pertanian sidak di Kabupaten Indramayu bahwa stok pupuk di Indramayu cukup.

“Dalam hati, hebat banget (stok pupuk cukup-red). Padahal kenyataannya, dari Purwajaya nyari pupuk sampai Majalengka naik motor karena ingin sawahnya bisa dipupuk meski cuma hanya dikasih setengah kwintal,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Desa Purwajaya di Kecamatan Krangkeng itu termasuk lumbung padi, namun kendala yang selalu dihadapi petani adalah masalah DAM. Meski sudah memiliki DAM, namun untuk pengaturan airnya itu masih manual (masih menggunakan skot balok). Dimana skot balok itu sering terbawa air sungai.

“Oleh sebab itu, saya usulkan kepada dewan, masalah DAM buka tutupnya menggunakan hidrolik”, pintanya.

Menanggapi keluhan dari sejumlah warga, anggota DPRD Kabupaten Indramayu, Roni Januri akan berusaha dan memperjuangkan apa yang menjadi persoalan/ masalah yang selalu dihadapi masyarakat di wilayah perbatasan.

Anggota dewan dua periode itupun tidak memungkiri janji-janji anggota dewan banyak disampaikan ke masyarakat termasuk dirinya. Karena pemegang kebijakan dan pengguna anggaran adalah Bupati. Sementara, DPRD menstempel dan menyetujui anggaran saja.

“Misal hari ini saya menerima keluhan-keluhan warga termasuk pembangunan jalan. Nanti saya sampaikan di tahun anggaran murni 2021, dan saya mendorong dinas PUPR. Tidak serta merta bisa langsung direalisasi, karena kewenangan hal membuat jalan itu adalah Bupati”, paparnya.

Meski demikian, aspirasi warga itu akan tetap diperjuangan oleh Fraksi PDI Perjuangan untuk bisa terealisasi. Karena setiap aspirasi masyarakat yang masuk, dirinya lantangkan di podium yang disaksikan dan didengar oleh semua undangan termasuk bupati.

“Kadangkala saya mengusulkan jalan ke dinas, terkait keluhan dari masyarakat hari ini, malah dianggapnya hanya mencari sensasi politik. Ini yang menjadi persoalan,” ungkapnya.

Menurutnya, Kabupaten Indramayu selalu sensitif politik. Bahkan untuk memperjuangankan aspirasi rakyat itu, dinilai seakan-akan mencari citra.

“Padahal, kenyataannya di Desa Purwajaya, daerah pinggiran yang notabene nya jauh dari kota, susah untuk mengakses jalan untuk pendidikan, susah mengakses jalan untuk kesehatan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu