INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas terus melakukan pembersihan sungai di Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Indramayu, yang terdampak kebocoran pipa FRP pada 18/3/2020 kemarin.
Informasi yang diperoleh, hingga pagi ini 19/3/2020 di tepi sungai yang berlokasi di Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, tampak telah bersih kembali seperti biasanya.
Jatibarang Field Manager melalui Jatibarang Legal & Relation Assistant Manager R. Ery Ridwan, menyampaikan bahwa dari semalam tim PEP berupaya maksimal untuk terus melakukan pembersihan sungai.
“Sejak kemarin kami telah menurunkan tim untuk terus mengupayakan pembersihan dengan oil boom dan oil dispersant, alhamdulilah pagi ini kita lihat bahwa air sungai telah kembali normal.”, ungkap Ery.
Baca Juga : http://fokuspantura.com/3411-pipa-frp-pertamina-ep-bocor-air-sungai-di-desa-majakerta-hitam-pekat
Seperti yang telah disampaikan dalam siaran pers sebelumnya bahwa pipa FRP yang mengalami kerusakan ini berfungsi untuk mentransfer air terproduksi dari Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Balongan ke Stasiun Pengumpul Utama Area B (SPU-B) di Kedungwungu.
Air terproduksi sendiri merupakan air yang dihasilkan dari pemisahan crude oil dan air yang akan dipergunakan kembali sebagai air injeksi. Adapun sebelum diinjeksikan nantinya air ini akan diolah dengan Fasilitas Water Treatment dan Fasilitas Water Injection. Setelah itu diinjeksikan kembali ke sumur-sumur minyak untuk meningkatkan produksi.
Untuk rencana perbaikan pipa, tim PEP akan membuat tanggul dan melokalisir keluaran air terproduksi.
“Saat ini kami focus untuk mencari titik kerusakan pipa sekaligus melakukan perbaikan dengan melokalisir area, membuat tanggul dengan sand bag. Agar kebutuhan air tambak tetap normal kami juga akan pompakan air sungai ke saluran hilir agar petani tambak masih dapat beraktifitas,” jelas Ery.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Kabupaten Indramayu, Aep Surahman, mengatakan, pihaknya sudah melakukan monitoring langsung ke lokasi tempat kejadian bocornya pipa FRP atas laporan Kuwu Majakerta. Kedatangan tim LH ke lokasi tersebut untuk memastikan obyek bocornya pipa milik siapa.
“Pada saat terjadi kebocoran kemarin tanggal 18 maret 2020 sekitar jam 16.00 wib, kami mendapat laporan dari Kuwu Majakerta, kami langsung ke lapangan dan kordinasi dengan pihak Pertamina EP,” kata Aep saat dikonfirmasi, Kamis(13/2020).
Menurutnya, pihak Pertamina EP, langsung melakukan penghentian pompa srhingga tidak ada lagi aliran air limbah terproduksi yang tercecer keluar lebih banyak lagi, bahkan malam itu juga, pihak EP melakukan perbaikn pipa dan pengambilan limbah air terproduksi di sungai, sehingga pencemaran dapat diatasi dan tidak menyebar ke laut.
“Karena karakteristik air terproduksi mengandung kadar garam atau salinitasnya tidak beda jauh dengan air laut, namun masih mengandung H2S dan minyak yang kecil dan minyaknya sudah di tanggulangi dengan pemasangan oil boom,” tuturnya.