INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Warga Desa Sukaperna Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu kembali mengeluhkan kondisi semburan gas dari dalam bumi yang terus keluar, terjadi hampir satu tahun belum ada solusi penanganan. Pasalnya beberapa bulan yang lalu masyarakat sudah banyak mengadu ke Kantor Kuwu Sukaperna dan sempat melakukan musyawarah bersama pihak Pemkab Indramayu dan Pertamina, namun tak ada tindak lanjut.
Abdul Rosyid(50) warga Blok Cilumbu RT 12/05 Desa Sukaperna mengungkapkan, semburan gas di sekitar rumahnya masih terus keluar dan hingga saat ini tidak ada solusi pemecahan. Ia sangat ketakutan jika terjadi hal-hal diluar kemampuan manusia, mengingat kondisi itu sudah terjadi di beberapa daerah.
“Kami hawatir, dampak dari semburan ini tektur tanah akan ambruk dan memakan korban jiwa,”ungkapnya kepada Fokuspantura.com, Selasa(31/10/2017).
Menurutnya, semburan gas yang diduga liar itu terjadi di beberapa titik di wilayah pekarang rumah dan lahan sawah milik warga. Anehnya kondisi seperti itu, oleh pemerintah dibiarkan bahkan tidak ada solusi langkah apa yang harus dilakukan warga untuk menghentikan atau mencari solusi pemecahan.
Apalagi, kata Rosyid, gas yang keluar itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bahan bakar sebagai pengganti gas melon. Tetapi inisiatif warga tersebut belum ada persetujuan maupun legalisasi dari pihak pemerintah.
“Karena gas itu mengandung unsur api, ahirnya banyak digunakan oleh warga untuk pengganti elpiji disambungkan ke kompor gas,”tuturnya.
Senada, Warnita(48) warga Blok Cilumbu RT 12/05 mengaku sudah menggunakan fasilitas gas gratis ini hampir satu tahun dan sudah diikuti oleh warga sekitar. Ia mengaku sudah sering menjadi nara sumber baik di media cetak maupun televisi atas kejadian semburan gas tersebut, tetapi hingga saat ini masih belum ada tindak lanjut penanganan dan antisipasi lanjutan.
“Kami sangat hawatir, jika dibiarkan terus akan berdampak negatif kepada masyarakat,hawatir seperti lumpur lapindo,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu, Aep Surahman mengaku sudah menurunkan tim investigasi lapangan untuk menelusuri penyebab dan jenis gas yang keluar di sekitar pekarangan milik warga Desa Sukadana. Namun, pihaknya masih mempelajari, menganalisa dan melakukan kordinasi dengan beberapa pihak atas peristiwa tersebut.
“Laporan dari staf saya sudah dilakukan pemasangan garis polisi, nanti coba kita lihat kembali kondisi dilapngan,”ujarnya.
Terpisah, Humas Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang, Renita ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya sudah pernah dilibatkan dalam menelusuri jenis semburan gas yang terjadi di Desa Sukaperna beberapa bulan kemarin, bahkan upaya pihak pertamina bersama Asda II Setda Indramayu melakukan musyawarah bersama warga di kantor Desa Sukaperna. Namun setelah tim uji laboratorium Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang melakukan penelitian, ternyata jenis gas yang keluar dan sempel yang sudah diuji tidak sama dengan gas produk pertamina.
“Hal tersebut sudah beberapa kali terjadi di Desa Sukaperna dan pernah ditangani, ternyata uji lab gas tersebut beda karakteristiknya dengan gas produk EP,”kata Renita.
Dugaan sementara, kasus semburan gas diwilayah tersebut bagian dari fenomena alam yang tak dapat dihindari oleh siapapun. Sebagai langkah pemecahan, pemerintah desa melalui Pemkab Indramayu harus segera melakukan kordinasi dengan pihak Kementerian ESDM atau pihak yang dapat memberikan solusi pemecahan.
“Pihak Pemdes Sukaperna sudah banyak melakukan tindakan sesuai permintaan dari siapapun yang mengaku akan membantu penanganan, tapi hingga saat ini tidak ada titik temu, ujar salah satu perangkat Desa Sukaperna.