INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana mengaku belum mendapat laporan dari Camat Krangkeng maupun masyarakat, terkait kondisi masyarakat Desa Kalianyar, Kecamatan Krangkeng terhadap ancaman krisis air bersih di musim kemarau baru – baru ini. Pasalnya ia mengaku kaget atas pemberitaan yang beredar saat ini atas kondisi krisis air.
“Sampai sekarang belum ada laporan dari kecamatan, Insyallah BPBD siap siaga untuk mengirim air bersih, armada sudah siap pakai termasuk tenaga,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana, Selasa (25/6/2019).
Pengiriman bantuan air bersih ke wilayah yang membutuhkan itu nantinya akan menggunakan mobil tangki. Namun sejauh ini BPBD setempat belum menerima laporan dari warga yang mengalami krisis air bersih.
Edi Kusdiana mengatakan, saat ini ada 6 (enam) langkah kebijakan manajemen mitigasi bencana kekeringan di Kabupaten Indramayu yakni system peringatan dini, membuat serangkaian kebijakan terpadu, pendataan, bantuan kdaruratan, penilaian kerusakan dan kerugian, rehabilitasidan rekonstruksi.
“Dengan telah dilaksanakannya rakor mitigasi bencana ini, diharapkan kita semua siap dalam menghadapi kekeringan ini,” kata Edi.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Indramayu bersama dengan Kodim 0616 Indramayu dan Polres Indramayu menggelar Rakor Kebijakan Manajemen Mitigasi Bencana Kekeringan sebagai upaya preventif untuk menghadapi bencana kekeringan yang siap mengintai Kabupaten Indramayu. Rakor dipusatkan di Runag Ki Sidum (Data 2) Setda Indramayu, Rabu (19/06/2019).
Bupati Indramayu H. Supendi mengatakan, berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) bahwa hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) dasarian ke-I Juni 2019 umumnya wilayah di Jawa Barat sudah mengalami criteria HTH panjang hingga sangat panjang. Untuk itu, dalam menghadapi kekeringan ini pihaknya telah memerintahkan seluruh camat untuk waspada dan terus turun ke lapangan memonitor langsung ke desa-desa. Pasalnya, persediaan air bersih sudah mulai menipis hal ini dikarenakan harus berbagi antara kebutuhan rumah tangga dengan kebutuhan irigasi pertanian.
“Camat harus turun ke desa-desa, jika ditemukan ada desa yang krisis air segera koordinasi untuk disuplai air. Terutama kecamatan yang sering mengalami kekeringan seperti Krangkeng,” tegas Supendi.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Kalianyar, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengalami krisis air bersih. Akibatnya, warga terpaksa menggunakan air kotor untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci pakaian.
Krisis air bersih yang melanda Blok Oyoran, Desa Kalianyar, Kecamatan Krangkeng, Indramayu ini sudah berlangsung sebulan. Setiap pagi dan sore hari, kolam penampungan air terus didatangi warga. Air yang bercampur dengan sampah ini terpaksa digunakan warga untuk keperluan mandi dan mencuci.
Meski air kotor dan berbau ini berbahaya bagi kesehatan kulit dan tubuh, warga terpaksa menggunakannya lantaran tidak adanya sumber resapan air bersih yang mengalir. “Kalau untuk minum beli air, Rp4.000 satu jeriken,” kata Darina, warga setempat, Senin (24/6/2019) seperti dilansir Sindonews.com.