INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Anggota Komisi 1 DPRD Propinsi Jawa Barat, M Sidkon Djampi, mengaku kehilangan atas wafatnya ulama kharismatik asal Candang Pinggan, Indramayu Buya Syakur Yasin yang sangat mendadak.
Menurutnya, pada sosok Buya Syakur, ia masih teringat gaya komunikasi dakwah dan methode dakwah yang disampaikan untuk diambil hikmah guna pengembangan dakwah kekinian.
“Catatan saya cuma satu soal komunikasi dakwah, fungsi dakwah pesantren saya katakan ke depan ini ya dakwahnya ini seperti yang dilakukan oleh Buya Syakur,” tuturnya menanggapi sosok ulama hebat Indramayu.
Dalam diri Buya Syakur, metode dakwah yang disampaikan sangat global. Artinya bisa dengan media sosial atau media lainnya. Bahkan dapat diakses oleh santrinya hingga ujung dunia.
” Nah saya katakan satu saja catatannya. Apa itu soal bahasa? Kalau bisa sudah mulai translate. Tidak hanya bahasa Indonesia campur campur kertas maya konon enggak? Tetapi juga di translate ada running text atau ada teksnya itu dalam bahasa Inggris.” Tuturnya.
Ia sebagai santri Almagfurlah Buya Syalur merasa kehilangan sekali karena Buya ulama besar, telah mampu mengembangkan pesantren cadang pinggan, walau secara mitos pesantren di Indramayu tidak akan ada yang bisa besar.
“Nah ternyata beliau bisa mendobrak itu pesantrennya di pinggir jalan, antrinya luar biasa. Bukan hanya tugas anak dan cucunya untuk mengembangkan pesantren Candang Pinggan, tetapi tugas kita semua mengembangkan pondok pesantren melalui DPRD Propinsi Jawa Barat,” pungkasnya.
Aleg Sidkon Djampi, Gaya Dakwah Buya Yahya Patut Dicontoh

