INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Herry Syarifudin mengaku kaget atas informasi yang beredar di media massa atas penangkapan Bupati Indramayu beresta jajaran pejabat Pemkab Indramayu oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru – baru ini. Sosok pria yang belum lama membawa 21 investor negeri unta untuk Kabupaten Indramayu itu kaget dan hampir tidak percaya dengan peristiwa yang menimpa orang nomor satu di Indramayu.
“Kapan ya korupsi di tatar Wiralodra terhapus? Semoga kejadian ini menuju jalan ke pengungkapan apakah benar ada praktek – praktek jahiliyah dan dzolim yang selama ini kita semua hanya dengar rumornya saja di kampung anak cucu nyi endang darma,” katanya saat dimintai keterangan lewat pesan Whatsapp, Rabu(16/10/2019).
Disinggung tindak lanjut dari pertemuan para investor untuk berwirausaha di Kabupaten Indramayu dengan kondisi iklim investasi daerah yang masih belum menentu, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada para calon investor dan Pemkab Indramayu apakah masih serius untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Namun jika dilihat dari kronologis kasus hukum yang menjerat Bupati Indramayu saat ini, nampkanya sulit Indramayu untuk maju jika praktek palak memalak dan sistem komisi fee masih menjadi tradisi di bumi Wiralodra.
“Saya serahkan kepada para calon investor itu sendiri. Tugas kami selesai memfasilitasi mempertemukan pihak indramayu dengan para calon investor. Bola ada di pihak Indramayu,” Pihak indramayu mau serius atau tetap melanjutkan praktek yang mengakar minta2 komisi 5-7 persen untuk satu proyek. Kalau model palak memalak terus berlanjut, percaya sampai kapan pun indramayu tidak bakal maju,” tandas sosok putra daerah Indramayu ini.
Diberitakan sebelumnya, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menggandeng 21 pengusaha besar dari Arab Saudi untuk menghadiri Indramayu Investment Forum (IIF) yang berlangsung selama dua hari, 13-14 Oktober 2019. Forum dikemas dalam format presentasi singkat itu dilanjutkan dengan kunjungan ke berbagai sentra industri di wilayah Indramayu.
IIF dilakukan menjelang gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 yang akan dihadiri sebanyak 175 pengusaha Arab Saudi atas undangan KJRI Jeddah.
“Kehadiran pengusaha Arab Saudi di Kabupaten Indramayu ini merupakan ikhtiar KJRI Jeddah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Arab Saudi. Para pengusaha dapat melihat langsung berbagai potensi investasi di daerah ini yang bisa digarap,” ucap Konjen Herry Syarifudin di sela-sela pertemuan tersebut.
Di antara tamu pengusaha yang hadir dari Arab Saudi dalam pertemuan tersebut adalah Bin Mahfouz, Alamoudi dan Alghamah. Kedua perusahaan importir ini telah lama memiliki hubungan dagang dengan pengusaha asal Indonesia.
“Beberapa pengusaha Arab Saudi mulai tertarik menanamkan modalnya ke Indonesia karena mereka telah mengenal potensi yang dimiliki oleh Indonesia,” lanjut pria asal Kabupaten Indramayu ini.
Herry menegaskan beberapa alasan mengapa Indramayu menjadi pilihan bagi investasi. Disebutkannya, komitmen kepala daerah yang kuat untuk membantu pengusaha adalah kunci pertama bagi suksesnya masuk modal asing.
Lokasi strategis Indramayu, lanjut Konjen, seperti jarak yang relatif dekat dengan Airport Kertajati yang akan membuka penerbangan langsung ke Arab Saudi akan memudahkan pemodal Saudi untuk melakukan pemantauan dan pengembangan terhadap sektor usaha yang akan digarap.