Banjir Rob Eretan Wetan Tak Pernah Lelah

banner 120x600

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Air laut kembali naik ke daratan. Genangan menutup jalan-jalan utama di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Warga menyebutnya “rob kecil”, tapi genangannya cukup tinggi hingga becak pun harus melaju pelan seperti perahu di atas air asin.

Fenomena rob ini bukan hal baru bagi warga pesisir utara Indramayu. Hampir setiap bulan, terutama saat angin laut kencang dan bulan purnama, air pasang menyusup hingga ke halaman rumah, warung, bahkan sekolah.

“Sudah biasa, Mas. Kalau pasang besar, air bisa sampai lutut. Kami cuma bisa pasrah,” ujar Sukarno (47), warga setempat yang setiap hari harus melewati genangan untuk berjualan.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Indramayu, rob yang terjadi awal Oktober 2025 lalu merendam lebih dari 1.200 rumah dan berdampak pada 7.800 jiwa di tiga desa pesisir — Eretan Wetan, Eretan Kulon, dan Kertawinangun. Ketinggian air mencapai 30 sentimeter hingga satu meter, membuat sebagian warga harus mengungsi sementara.

Kondisi tersebut mendorong Kementerian PUPR melalui SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Citarum untuk turun tangan. Dalam Surat Nomor PAO102-Av/9/25 tertanggal 13 Oktober 2025, pemerintah pusat menyampaikan akan melaksanakan Paket Pekerjaan Pengaman Pantai Eretan Kandanghaur dengan masa kerja 84 hari, mulai 9 Oktober hingga 31 Desember 2025.

FOKUS BACA INI JUGA :Catatan Pinggir: Rob Eretan Wetan dan Derita Rakyat

Proyek tersebut menindaklanjuti permohonan resmi Bupati Indramayu agar tanggul jebol di pesisir Eretan segera diperbaiki. Diharapkan, pembangunan pengaman pantai ini menjadi langkah awal mengurangi risiko rob yang selama ini menjadi langganan warga.

Namun bagi sebagian masyarakat, kehadiran proyek bukan berarti akhir perjuangan. “Kami tetap waspada, karena air laut kadang datang tanpa permisi,” kata Sukarno sambil tersenyum lelah.

Catatan Pinggir Tak Menepi

Rob di Eretan Wetan tak pernah lelah. Ia datang seperti tamu lama yang selalu kembali — mengetuk pintu rumah, masuk ke dapur, dan menenggelamkan kenangan warga sedikit demi sedikit.

Di balik genangan itu, tersisa ketabahan yang luar biasa. Warga tetap bekerja, anak-anak tetap bersekolah, dan becak pun tetap mengayuh, seolah air bukan lagi musuh, melainkan bagian dari hidup.

Namun sebesar apa pun kesabaran rakyat, laut tidak akan berhenti menelan daratan tanpa tindakan nyata.

Kini giliran pemerintah yang tak boleh lelah membangun bukan hanya tanggul, tapi juga harapan agar Eretan Wetan kembali punya daratan untuk berpijak, bukan sekadar berenang dalam janji.

Luapan emotional ribuan warga masyarakat Eretan Wetan, terungkap dalam aksi massa yang digelar di sepanjang jalan Pantura Indramayu, Jumat, 7 Nopember 2025. Masa menuntut Bupati Lucky Hakim ingkar janji dan berbohong dalam tulisan spanduk yang terpampang. (Red/FP)

 

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu