banner 728x250

Selalu Merugi, Petani Desa Kertawinangun Minta Segera Normalisasi Sungai Cibiuk – Cibrengkok 

banner 120x600

INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Akibat diterjang banjir yang melanda ratusan hektar areal persawahan milik petani di Desa Kertawinangun Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada perode tanam Februari- Maret 2025 lalu, petani merugi hingga terakumulasi miliaran rupiah.

Kerugian ini akibat tanaman padi milik petani mati akibat banjir. Pasalnya terhitung dari bulan Februari dan Maret 2025, petani di areal tersebut melakukan tanam dua hingga tiga kali.

“Ada empat ratus lima puluh hektare tersebar di empat Blok, kalau dijumlahkan kerugian mencapai miliaran miliaran,” ujar Kuwu (Kepala Desa-red) Kertawinangun, Nuryasa atau biasa disapa Oyes, kepada fokuspantura.com, Selasa, 24 Juni 2025.

Oyes menegaskan, banjirbyang melanda ratusan hektar lahan tersebut akibat tersendatnya Saluran Pembuang (SP) Cibrengkok-Cibiuk, karena itu guna mengantisipasi kejadian serupa yang mengakibatkan para petani merugi. Diharapkan normalisasi sungai Cibrengkok dan Cibiuk agar segera direalisasikan.

“Kami berharap normalisasi sungai Cibrengkok dan Cibiuk agar segera dilaksanakan supaya banjir seperti kemaren tidak terulang kembali dan para petani pun bisa tenang,” tandasnya.

Sementara salah satu petani, H. Karsilah, mengungkapkan, jika dirinya telah merugi puluhan juta karena tanaman padi miliknya rusak dan mati akibat diterjang banjir.

“Ada lima setengah bahu di Blok Pangonan dan Soge tanaman mati semua akibat banjir kemaren, saya berharap supaya sungainya segera dinormalisasi” ungkapnya.

Senada dikatakan, Duriyat, dari jumlah 2,5 bahu sawah miliknya sudah dilakukan tiga kali tanam namun tetap gagal dan mati semua.

“Sudah tiga kali tanam gagal sumua akibat terendam banjir adapun kerugian mencapai 20 jutaan, harapannya ya agar segera dinormalisasi sungainya karena benyebab banjirnya akibat sungai atau saluran tersebut dangkal dan menyempit,” ujarnya. (Khaer/Red/FP)

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu