banner 728x250

Pertahankan Hasil Produksi Pangan, KPP Sukra Lakukan Kajian Lahan Pertanian

banner 120x600

INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Produksi pangan di wilayah Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu dengan luas lahan 3.445 hektar, masih bertahan dengan hasil produksi padi kisaran 7 ton per hektar.

Hal itu diungkapkan Koordinator Penyuluh Pertanian (KPP) Kecamatan Sukra, Johan Junaedi, didampingi petugas Penyuluh Pertanian (PP) dan petugas POPT Sukra, usai melakukan kajian dan evaluasi lahan pertanian dan hasil produksi, di Kantor BPP Sukra, Selasa, 28 Maret 2023.

Johan mengungkapkan, hasil produksi dengan kisaran 7 ton gabah untuk lahan pertanian di wilayah Kecamatan Sukra bisa tercapai dalam kondisi normal, mengingat pada proses produksi mulai dari olah lahan hingga panen, tidak semulus apa yang dibayangkan, karena petani harus dihadapkan dengan ancaman hama dan penyakit yang kerap menganggu tanaman padi, selain itu faktor air juga menjadi bagian permasalahan petani karena sangat berpengaruh pad siklus / interval tanam.

“Untuk hama yang kerap muncul adalah penggerek batang adapun penyakit biasanya kresek/krapak dan pada kondisi normal hasil produksi mencapai kisaran 7 ton per hektar,” ungkapnya.

Johan juga mengatakan, pada pelaksanaan Analisa Tanah (AT) beberapa waktu lalu bersama Pupuk Indonesia (PI) yang dilakukan secara random, didapati unsur pH dan C-Organik rendah, sedangkan Nitrogen dan Pospat masih tinggi, dari data AT tersebut disimpulkan kondisi tanah agak masam sehingga perlu aplikasi procas yang diberikan pada saat olah lahan dengan aplikasi tambahan pupuk non-organik seperti phonska, urea, sp-36 yang diberikan sebelum tanam.

Kemudian, kata Johan, untuk penanggulangan C-Organik rendah bisa dilakukan dengan menggunakan pupuk organik/kandang pada saat 7 hari sebelum tanam, untuk netralisir pospat yang tinggi perlu penambahan mikroorganisme atau bakteri pengurai dengan aplikasi Pupuk Organik Cair (POC).

“Dari data AT yang kami dapat, perlu dilakukan aplikasi organik pada saat olah lahan atau sebelum tanam dan penyertaan aplikasi tersebut tingkat keberhasilannya dapat terevaluasi pada tahun berikutnya,” terangnya.

Johan menegaskan, tim penyuluh pertanian dan petugas POPT akan terus melakukan kajian terhadap kondisi lahan pertanian hingga proses pertumbuhan tanaman pangan, hal itu guna mendorong peningkatan produksi pangan atau minimalnya mempertahankan hasil produksi sesuai yang diperoleh pada musim tanam sebelumnya.

Untuk itu, tegas Johan, perlu adanya kerjasama optimal antara petani dengan petugas pertanian baik penyuluh maupun POPT, karena dengan begitu bisa mendeteksi sedini mungkin potensi yang akan muncul yang dapat berpengaruh terhadap hasil pertanian.

“Penyuluh bersama POPT akan terus melakukan pembinaan dan pendampingan kepada petani guna meningkatkan produksi pangan paling tidak mempertahankannya,” tegasnya.(Roby/FP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu