INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Ribuan warga Desa Sukadadi Kecamatan Arahan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berbondong – bondong menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) guna menyampaikan hak suara pada pesta demokrasi desa yakni Pemilihan Kuwu (Pilwu) serentak 2025.
Berbeda dengan pilwu sebelumnya, pada gelaran Pilwu kali ini, satu diantara TPS pada desa penyelenggara menggunakan sistem digital.
Kendati merupakan metode baru, dimana Pilwu digital tersebut menjadi pilot project Gubernur Jawa Barat, tidak menyurutkan antusias warga untuk menyampaikan hak suara.
Seperti dikatakan Ketua Panitia Pilwu Desa Sukadadi, Sandro Thobing, menurutnya dari total 7 TPS di Desa Sukadadi, satu di antaranya adalah TPS digital, meski berbeda dari biasanya diikuti warga dengan TPS secara manual, TPS digital di Desa Sukadadi dinilai sukses karena mendapat antusias warga.
“Respon pemilih cukup antusias, dengan daftar hadir sudah di atas 70%,” tutur Thobing, sapaan akrabnya, Rabu, 10 Desember 2025.
Menyikapi penerapan perdana TPS Digital tersebut, Sandro Thobing memprioritaskan untuk menempatkan daftar pemilih tetap (DPT) yang berusia di bawah 35 tahun di TPS Digtal tersebut.
“Kami untuk TPS digital, memilih DPT dari usia di bawah 35 tahun. akan tetapi ada sih 2 yang usianya di atas 35 tahun, tapi yang sekiranya orangnya mampu atau dikira mampu terkait teknologi itu sendiri, atau tidak Gaptek,” ucapnya.
Menurut Thobing, alasan memilih DPT berusia di bawah 35 tahun untuk TPS Digital adalah, diharapkan bagi pemilih di usia tersebut bisa lebih paham terkait teknologi digital.
“Kembali lagi ke SDM, kenapa saya memilih di 35 tahun kebawah, karena memang secara hitung – hitungan teori orang di bawah 35 kan masuknya ke gen Z, artinya gen Z kalau dihadapkan dengan IT itu bukan hal yang aneh,” ungkapnya.
Dari pantauan wartawan di lokasi TPS Digital atau TPS 4 Desa Sukadadi, pencoblosan secara digital dilakukan di 2 perangkat Tab android. Namun, pada saat perhitungan penjumlahan suara dari perangkat Tab 1 dan 2, tetap dilakukan secara manual melalui formulir C-plano dengan disaksikan oleh para saksi calon kuwu dan warga yang hadir.
Sandro Thobing berharap dipercobaan pemilu digital di Desa Sukadadi tersebut dapat terhitung berhasil, karena tingkat pemilih yang hadir di atas rata – rata atau lebih dari 50%, dan bisa berjalan lancar sampai dengan hasil rekapitulasi suara.
“Ini menjadi satu terobosan, biasanya kita tidak bisa tentang kemajuan teknologi, tapi kita harus mengimbanginya dengan cara belajar dan terus belajar. Karena memang TPS digital ini adalah hal yang pasti untuk kita kedepan,” pungkasnya. (Candra/Red/FP).



























