Kolong Jembatan Dijadikan Penyebrangan Darurat

banner 120x600
LOHBENER, (Fokuspantura.com), – Menghadapi  mudik lebaran hingga arus balik, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar operasi “Ramadniya 2017”. Operasi ini berlangsung selama 16 hari, dari 19 Juni sampai dengan 4 Juli 2017. Selama itu pula semua titik persimpangan dan putaran U (U turn) di jalur pantura Jakarta-Cirebon, ditutup, termasuk jalur pantura di Indramayu.
 
Kondisi ini memaksa pengendara lokal yang hendak menyeberang dari posisi jalur arah ke Cirebon ke jalur arah Jakarta, atau sebaliknya, harus menempuh rute yang lebih jauh sampai titik dimana terdapat bunderan. Jarak yang ditempuh bisa mencapai beberapa kilometer bagi pengendara di titik lokasi tertentu dan tentu saja menyita waktu.
 
Seperti di lokasi sekitar jembatan Maja Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu, jarak ke bunderan terdekat ke arah Cirebon, yakni di wilayah Kecamatan Widasari, mencapai 10 km. Jika ditempuh bolak-balik menghabiskan waktu sekitar 10 sampai 15 menit. Sedangkan bunderan terdekat ke arah Jakarta hanya sekitar 1 km.
 
Kondisi seperti ini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mengais rejeki dengan menyediakan jasa penyeberangan khusus bagi pengendara sepeda motor melalui kolong jembatan Maja. Bermodalkan anyaman kayu yang dijadikan ‘jalan setapak’ mereka menjadikan sungai di kolong jembatan Maja sebagai sarana penyeberangan darurat kendati lokasi sekitar dipenuhi genangan air.
 
Keberadaan jembatan darurat ini, terlihat sangat membantu warga yang ingin mengurangi jarak dan waktu tempuh perjalanan, terutama bagi pengendara dari jalur arah Cirebon. Jika harus mengikuti jalan raya, warga harus memutar sejauh kurang lebih 10 kilometer di wilayah Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu. Dengan penyeberangan darurat ini warga bisa menghemat hingga 15 menit waktu tempuh perjalanan.
 
“Lumayan jauh kalau mutarnya di putaran Widasari. Karena cuma disitu saja tempat putarannya sedangkan yang lainnya sudah ditutup barikade tolo-tolo oleh polisi”, ucap Supriyadi salah satu pengguna jasa penyeberangan jalan darurat.
 
Sementara Penyedia jasa, Seli mengatakan, tidak ada patokan harga bagi warga yang akan melewati sarana penyeberangan darurat ini. Namun warga yang memanfaatkan jasa ini, biasanya memberikan uang jasa sebesar seribu hingga dua ribu rupiah setiap kali lewat.
 
“Seikhlasnya saja mereka mau ngasih berapa juga. Kita disini cuma mau membantu memudahkan masyarakat saja untuk menyeberang”, tuturnya.
 
Kendati sangat membantu warga, namun jasa penyeberangan darurat ini cukup beresiko juga. Salah satunya jika air tiba-tiba datang dan menggenangi sungai yang dijadikan penyeberangan darurat tersebut. Karena saat ini, air sungai tersebut masih menggenangi meski debitnya tidak terlalu tinggi. (Abdul Jaelani)
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu