INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Nasib malang menerpa keluarga Yuli, Pasalnya sang suami Robi’in, hampir setahun disekap dan disiksa diduga menjadi korban perdagangan orang di negara Myanmar. Kini hanya bisa menangis dan pasrah berharap kepada pemerintah agar bisa memulangkan suaminya.
Diketahui bahwa, Robi’in merupakan warga Desa Arjasari Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dan merupakan mantan anggota DPRD Kabupaten Indramayu yang bernasib kurang baik di negara Myanmar dan saat ini ingin bisa dipulangkan.
Menurut penuturan Yuli istri Robi’in dalam jumpa persnya menuturkan, sudah setahun sang suami belum juga bisa dievakuasi dari negara Myanmar. Padahal keluarga sudah melaporkan peristiwa ini ke pihak terkait.
“Saya sudah melapor ke Kemenlu, sudah melapor ke Komnas HAM, bahkan saya sudah melapor ke Polda gitu pa. Saya saat ini minta tolong gitu sama pa Jokowi sama pak Prabowo presiden terpilih, sama ibu Puan Maharani selaku ketua DPR RI, pada bu Menlu juga, saya minta tolong banget supaya segera mengevakuasi suami saya dan juga teman-temennya yang ada tiga puluh tujuh yang ada disana, lelah saya pak” ujarnya kepada fokuspantur.com, Kamis, 10 Oktober 2024.
Yuli menjelaskan, kondisi saat ini suaminya yang diduga korban penyelundupan kerja paksa di negara Myanmar menjadi Scammer / penipuan online. sang suami berangkat sekitar bulan Desember 2023, hingga saat ini belum bisa dievakuasi.
“Kondisi kerja disana kalau memang tidak mencapai target itu dia akan dihukum pa, dia mudah banget disetrum gitu sampai pada saat mengantuk karena kerjanya kan delapan belas jam sehari sampai dua puluh jam gitu pada saat ngantuk itu aja langsung random dipukul dibagian apa aja,”jelasnya.
Yuli menambahkan, selama setahun suaminya tak pernah menerima gaji dan meminta kepada pemerintah agar segera mengevakuasi suaminya untuk dipulangkan.
“Pak Jokowi pak Prabowo tolong agar segera mengevakuasi suami saya beserta teman-temannya,” imbuhnya
Sementara Kadisnakertran Kabupaten Indramayu, melalui Kabid Penempatan Disnakertran Asep Kurniawan memaparkan, upaya pemerintah Kabupaten Indramayu sudah dilakukan yakni bersurat secara resmi maupun by phone berkoordinasi dengan pihak terkait untuk fokus pemulangan Robi’in.
“upaya fokus ke arah pemulangan ini yang menjadi fokus kita prioritas kita bersurat langsung dengan KBRI, Kemenlu, BP2MI, Kemnaker mungkin secara by Phone saya sudah berkoordinasi secara tertulis mungkin saya perlu keterangam langsung agar bisa ditindak lanjuti,”paparnya.
Asep menjelaskan, kasus Robi’in masih dugaan TPPO, namun begitu jika melihat konteks mekanisme tidak melalui proses prosedur resmi kemudian ada penyiksaan dan eksploitasi sudah masuk.
“Ini masih dugaan ada yang menyebut penipuan tetapi jika konteksnya mulai dari mekanisme terlihat ini tidak sesuai prosedur apalagi ada penyiksaan ada eksploitasi ini sebenernya sudah masuk. Tetapi Ini kan melalui mekanismenya mekanisme bukan orang ya bukan agent tapi melalui Medsos yang sulit kita mencari pertanggung jawaban dari luar negerinya,” imbuhnya.
Sahabat Robi’in, Solihin menuturkan, dirinya merasa perihatin atas musibah yang menimpah sahabatnya di Myanmar. Diharapkan apa yang sudah ia lakukan bisa membantu sahabatnya untuk segera dipulangkan ke kampung halaman bertemu dengan keluarga tanpa syarat.
“Ketika hari jadi Indramayu saya pagi-pagi di WA batin saya kemanusiaan saya langsung bergerak dan pada hari itu juga semua temen-temen yg di DPR saya WA untuk segera ada ucapan ada tindakan dan Alhamdulillah pimpinan DPRD dan seluruh DPRD disaksikan Muspida dan Kemenaker Indramayu juga ada semuanya merespon. Alhamdulillah tadi pagi sebelum kesini saya dapat WA dari salah satu DPR RI disana Alhamdulillah pa Solihin sudah lagi dalam negosiasi dengan Kemenlu Myanmar, semoga suami ibu Yuli segera dipulangkan ke Indonesia tanpa syarat” ujarnya. (Khaerudin/FP).