Fokus NewsRegionalPengemis Tetap Jadi Polemik

Pengemis Tetap Jadi Polemik

SUMBER,(Fokuspantura.com),– Gelandangan, pengemis dan orang gila hingga saat ini masih selalu selau menjadi polemik di setiap daerah, termasuk persoalan pengemis di Kabupaten Cirebon. Rendahnya pendidikan dan sempitnya lapangan kerja diduga membuat sebagian orang lebih memilih menjadi pengemis untuk bertahan hidup.

Di Kabupaten Cirebon masih banyak masyarakat yang hidupnya masih jauh dari hidup layak. Bahkan, sampai berprofesi sebagai pengemis. Mulai dari mengemis di perenpatan jalan raya, hingga di tempat-tempat wisata. Tak sedikit juga yang mengemis keliling dari satu rumah ke rumah lainnya, dari satu kampung ke kampung.

Dengan bermodalkan pakaian yang compang-camping, kantong plastik atau kaleng bekas, mereka berharap belas kasihan dari orang-orang yang mau mendermakan hartanya. Rupiah demi rupiah mereka dapatkan. Untuk menambah penghasilan, tak sedikit dari mereka yang membawa anak kecil sebagai daya tarik agar seseorang mau memberikan uangya.

Penelusuran Fokus  Pantura, rata-rata dalam sehari penghasilan mereka dari 50 ribu per hari hingga 400 ribu per hari. Jumlah rupiah yang menggiurkan. Pantas bila banyak pengemis yang tak mau beralih profesi. Tanpa pendidikan yang tinggi dan keahlian yang khusus mereka mampu meraup untung hingga Rp12 juta per bulan.

Mastiah misalnya, ia biasa mangkal di sebuah tempat wisata ziarah di Cirebon. Setiap hari ia duduk bersama anak kecil yang usianya masih 2,5 tahun. Tanpa ada rasa malu, ia menyodorkan kaleng bekas kepada setiap pengunjung yang melintas. Ia mengaku terpaksa menjadi pengemis karena tidak punya pekerjaan lagi. Tidak banyak yang bisa diketahui tentang Mastiah.

Entah malu atau takut ia enggan memberika keterangan. Anak kecil yang dibawanya ia akui sebagai anaknya. Dengan sangat lincahnya anak tersebut menyodorkan kaleng bekas kepada setiap pengunjung yang lewat. Sama seperti yang dilakukan Mastiah, dalam sehari ia bisa mendapat penghasilan Rp 100 ribu per hari.

“Ini anak saya. Kalo saya gak ngemis anak saya nanti makan apa? Sehari paling dapat 100 ribu aja,” katanya singkat .

Dinas Sosial stempat mencatat di tahun 2011 saja ada sebanyak 551 pengemis yang ada di Kabupaten Cirebon. Sebagian besar mereka adalah orang-orang yang miskin. Di tahun 2014 jumlah pengemis menurun hingga 453. Angka ini masih tergolong tinggi.

Dengan usaha yang dilakukan oleh Dinas Sosial untuk merehabilitasi dan membekali pengemis dengan keterampilan sehingga mereka tidak lagi menjadi pengemis sangatlah penting. Pasalnya, bila mereka tidak dibekali dengan keahlian khusus, maka tidak akan ada perubahan dan mereka akan menjadi pengemis selamanya.

Menurut Kepala Seksi Anak Nakal, Korban Napza dan Tuna Sosial Kabupaten Cirebon, Uun Kurniasih, upaya untuk membantu para pengemis  dalam pembekalan keahlian khusus tidak bisa  dilakukan oleh Dinas Sosial saja. Perlu adanya tangan-tangan relawan dan pemerintah yang harusnya bekerjasama dalam membantu masalah pengemis ini. Bila saja semua pihak dan lapisan masyarakat mau bekerjasama dalam mengatasi pengemis, maka angka pengemis akan berkurang bahkan bisa jadi tidak ada.

“Kalau ingin mengurangi angka pengemis di Kabupaten Cirebon harus ada kerjasama semua pihak. Tidak bisa hanya Dinas Sosial saja. Harus ada turut andil dari masyarakat dan pemerintah daerah,” ujar Uun, Selasa (4/7). (Ibrahim)

ads

Baca Juga
Related

Angka Kecelakaan Lantas Jabar Tertinggi Ketiga

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda Jabar, AKBP Asep Pujiyono...

F.PDI Perjuangan Terus Soroti Kinerja PD.BWI

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Pandangan Umum Fraksi PDI Perjuangan terhadap nota penjelasan...

Viral Penyertaan Modal Rp30 Miliar PDAM, Dirut Ady Itu Program Sambungan Gratis MBR

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Media sosial saat ini inten membahas adanya penyertaan...

TP PKK Indramayu Kuatkan Peran Kelompok Wanita Tani

INDRAMAYU,Fokuspantura.com),-  Ketua TP PKK Kabupaten Indramayu, Setyowati Anggraini Saputro,...
- Advertisement -

FokusUpdate

Popular

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu