Fokus NewsRegionalDedi Mulyadi Prihatin Desa di Jabar Miskin Akut

Dedi Mulyadi Prihatin Desa di Jabar Miskin Akut

SUBANG,(Fokuspantura.com),– Bupati Purwakarta, H. Dedi Mulyadi mengaku prihatin dengan kondisi masayarakat desa di wilayah pantura Jawa Barat, karena masih terjebak dalam kondisi kemiskinan yang sangat akut. Selain menggantungkan hidup dari usaha serabutan serta kemurahan hati para rentenir atau bank keliling.

“Masyarakat desa di Jawa Barat, kalau ada kebutuhan suka cari pinjeman, kalau ga dapet di teman atau saudara, ya ke bank keliling. Seperti di daerah Bekasi, Subang dan Bogor, dengan bunga 20%. Sudah pinjamnya kecil, mau pinjam juga kadang susah, ditambah lagi bunganya yang besar. Pantesan rakyat tambah susah,” tukas Dedi Mulyadi disela-sela acara ngabuburit bareng warga Pamanukan Hilir, Jum’at (9/6/2017) lalu.

Selain soal kemiskinan dan jeratan rentenir, menurut Dedi Mulyadi warga desa di wilayah Jawa Barat seperti di Pamanukan ini juga kurang mendapatkan pelayanan kesehatan gratis dan jauh dari rumah sakit umum.

“Warga subang banyak yang berobat ke Purwakarta ketimbang ke Subang kota, karena jarak yang jauh dan minimnya fasilitas kesehatan diwilayah pantura seperti Pamanukan ini,” katanya.

Dikatakan Dedi, pemerintah provinsi ataupun kabupaten seharusnya mampu menyediakan sarana kesehatan gratis bagi warganya, “dokter gratis,bidan gratis dan ambulan gratis misalnya, yang siap setiap saat dikala masyarakat membutuhkan. Alhamdulillah dipurwakarta saat ini sudah saya laksanakan,” papar Dedi.

Orang nomor satu di Kabupaten Purwakarta ini rencananya pada pilkada 2018 nanti siap mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Barat. “Saya janji kedepannya nanti, ditiap Rw dan desa sudah harus ada ATM beras. ATM beras itu bagaimana? Masyarakat miskin dikasih ATM untuk pengambilan beras gratis dalam setiap saat di tempat penampungan beras, kaya Bank. Jadi nanti bawa ATM di gesek keluar berasnya sesuai dengan kebutuhan, dapat jatahnya 20 kilo ya 20 kilo gram keluarnya, kalau dapatnya 30 kilo yang keluar ya 30 kilo gram juga setiap bulannya. Dan yang pasti berasnya – beras kelas satu, saya tidak mau pemimpinnya gagah rakyatnya makan raskin,” tegas Dedi Mulyadi.

Menurut Dedi Mulyadi desa desa di Jawa Barat kedepannya sudah harus ada perubahan, biar bangga menjadi orang Jawa Barat dan harus segera membuat perbatasan dengan Banten. Setelah ada perbatasan Jawa Barat, jalannya harus beda dan harus bagus, trotoarnya harus baik gubernurnya juga harus bersih. Jadi terasa kita orang Jawa Barat bangga menjadi orang Sunda.

“Orang sunda itu halus budinya, halus tata bahasanya, halus prilaku hidupnya, perlihatkan kehalusan kehalusan itu dalam kebijakan, yang terasa bukan hanya cerita,” pungkas Dedi Mulyadi. (Ahya Nurdin)

 

ads

Baca Juga
Related

Miskadna Maestro Gerabah Sitiwinangun

SENIMAN yang satu ini adalah salah satu saksi lahirnya...

Pemdes Wajib Pasang Informasi Pembangunan APBDes

    INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Pelaksanaan UU Keterbukaan Informasi Publik(KIP) bagi penyelenggaraan Pemerintah...

Pasien Covid-19 di Kabupaten Tegal Lima Orang

SLAWI, (Fokuspantura.com),- Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 asal Kabupaten Tegal...

Cagub Ridwan Kamil Sapa Nelayan Dadap Indramayu

JUNTINYUAT,(Fokuspantura.com),- Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 1 Ridwan...
- Advertisement -

FokusUpdate

Popular

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu