Oleh : Pimpinan Redaksi Fokuspantura.com , Ihsan Mahfudz
Air adalah sumber hidup. Ia merupakan komponen utama kehidupan di bumi. Bersyukurlah, Anda yang dikaruniai air dari sumber mata air yang sangat melimpah, sebab tidak semua tempat akan tersedia cukup air untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan di daerah-daerah tertentu, air menjadi barang mahal dan langka. Hingga mereka harus rela merogoh uang, bahkan terpaksa menjual ternak, demi sebuah air.
Indramayu sebagai Kabupaten berdasarkan topografinya, sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanah rata-rata 0-2%. Keadaan ini terpengaruh terhadap drainase, bila curah hujan tinggi maka daerah-daerah tertentu akan terjadi genangan air.
Berdasarkan ketinggian wilayah Kabupaten Indramayu umumnya berada antara 0-18 m dpl, dimana wilayah dataran rendah menempati bagian terluas dari wilayah Kabupaten Indramayu yaitu ± 90%. Ketingian dataran rendah berada antara 0-6m dpl berupa rawa, tambak, sawah, pekarangan dan sebagainya.
Bahkan berdasarkan data statistik, permukaan tanah di Kabupaten Indramayu sebagian besar berupa daratan dengan kemiringan 0%-3% dengan luas 201.285 ha (98,66%), secara hidrologi Kabupaten Indramayu merupakan daerah hulu dari 14 aliran sungai yang potensial sebagai sumber air bagi kebutuhan masyarakat baik untuk pertanian, industri maupun bahan baku air bersih lainnya. Namun kondisi hulu tersebut tak lepas dari keberadaan Bendungan Rentang Majalengka yang mampu menggerakan air dari tiga pintu yakni pintu utama saluran pembuangan Cimanuk, pintu sebelah kiri saluran intek Cipelang dan pintu sebelah kanan saluran intek Sindupraja. Ketiga pintu air tersebut saluran intek Cipelang akan memberikan kontribusi bagi masyarakat Indramayu wilayah Tukdana, Bangodua, Widasari Lelea dan sebagian wilayah Indramayu barat hingga ke Kandanghaur, pemanfaatan pintu utama pembuangan Cimanuk prioritas suplai kebutuhan bahan baku PDAM Indramayu dan saluran intek Sindupraja fokus mengaliri daerah persawahan wilayah Indramayu timur dan Cirebon.
“Jika tidak ada Waduk Jatigede, kami kekurangan pasokan dan cadangan air, saat ini Waduk Jatigede sudah beroperasi, kami tidak terlalu kesulitan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terutama wilayah Kabupaten Indramayu,”ungkap Dadi Petugas Bendungan Rentang, saat menerima kunjungan pengurus dan anggota PWI Indramayu pada cara One Day Press Tour bersama PDAM Tirta Darma Ayu Indramayu, Sabtu(3/3/2018).
Keberadaan Waduk Jatigede yang sudah mulai memberikan kontribusi terhadap suplai air ke bendungan rentang yang ada saat ini. Dalam acara pemaparan Pelaksana Teknis Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Administrasi Pembangunan Jatigede, Yuyuk Wahyudi, ternyata manfaat yang paling dominan akan kebutuhan air dari tiga Kabupaten Majalengka, Indramayu dan Cirebon, wilayah Kabupaten Indramayu merupakan daerah yang paling terbesar penerima manfaat adanya Waduk Jatigede hingga cakupan lahan mencapai 63 ribu hektar dan bahan baku air mencapai 3.500 liter per detik.
Fakta itu, air menjadi hal yang berarti bagi 1,8 juta penduduk Indramayu untuk kehidupan dan penghidupan sehari-hari. Dinamika kekurangan air baik untuk kebutuhan petani maupun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Darma Ayu kerap terjadi belakangan ini. Namun keberadaan mega proyek Waduk Jatigede menjadi harapan baru, energi baru bagi ketersediaan cadangan air yang mampu memberikan kebutuhan terutama Kabupaten Indramayu, Cirebon dan Majalengka.
Momentum peringatan Hari Air se-dunia 22 Maret, semestinya dapat menginspirasi semua pihak untuk dengan bijak, memanfaatkan dan menghargai air. Perayaan World Water Day pun menjadi sebuah ceremoni semata, terpinggirkan oleh boomingnya pariwisata yang gencar digarap. Inilah yang menjadi keprihatinan semua pihak, bahkan menengarai masih banyak masyarakat Kabupaten Indramayu di kawasan Pantai Utara (Pantura) yang sangat bergantung harapan dari kemegahan Waduk Jatigede.
Sempat terendus dalam tanya jawab peserta One Day Press Tour tentang kondisi kebutuhan air baku maupun ketersediaan air bagi jutaan petani di Indramayu, pada prinsipnya baik pengelola Waduk Jatigede maupun Bendungan Rentang Majalengka telah memberikan jaminan pemenuhan akan kebutuhan suplai air bagi kebutuhan bahan baku air bagi PDAM Indramayu, namun untuk kebutuhan air bagi masyarakat petani di Indramayu, terdapat persetujuan yang telah dilanggar oleh masyarakat Indramayu salah satunya adalah, prilaku dan budaya pola tanam padi masyarakat yang seharusnya ketersediaan air hanya untuk kebutuhan musim tanam rendeng(MT I) dan sadon (MTII) tapi pada kenyataanya masyarakat memaksakan kehendak dengan melakukan MT III dibeberapa daerah di Indramayu, sehingga sangat berpengaruh pada kuota kebutuhan air yang diusulkan Pemkab Indramayu setiap tahun.
“Tapi untuk kebutuhan air baku PDAM, berapapun kebutuhannya sesuai yang diusulkan, kami akan penuhi,”ungkap Yuyuk Wahyudi.
Bagaimana dengan kondisi 9 lokasi intek pengambilan air baku PDAM Indramayu yang saat ini beroperasi untuk memenuhi kebutuhan sekitar 140 ribu pelanggan bisa terpenuhi dengan baik sebagai sumber kehidupan masyarakat akan kebutuhan penting. Adaklah menjadi tantangan direksi PDAM Indramayu, agar dapat mengelola sumber pengambilan air baku berjalan secara optimal dilengkapi dengan sarana dan prasarana serba canggih hingga dapat menekan angka biaya produksi yang pada ahirnya, persoalan hulu sudah dapat ditanggulangi dengan baik akan sumber air baku, begitupun masalah hilir dapat dikendalikan dan dikelola dengan sebaik-baiknya, sehingga melahirkan sebuat komitmen untuk mensejahterakan masyarakat.
“Kami terus berusaha untuk melaksanakan keinginan pemilik untuk menaikkan target pemasangan konsumen baru sebanyak 15 ribu tahun 2018 ini dan gambarannya sudah ada, insyaallah itu bisa dilakukan,”ungkap Direktur Teknik PDAM Indramayu, Agus Suprihartono dihadapan wartawan.
Pihaknya bahkan berkomitmen, bagaimana paparan pihak Jatigede akan manfaat air yang begitu besar bagi masyarakat Kabupaten Indramayu hingga 60 persen, ditambah lagi siap memberikan dukungan 1.300 liter per detik, maka pihaknya akan mengamankan kebijakan itu, melalui peningkatan kapasitas pelayanan air bersih kepada masyarakat dengan mempersiapkan pembangunan intek pengolahan air kapasitas 50 liter per detik di wilayah kantor pusat dan wilayah Lohbener untuk suplai kebutuhan masyarakat Indramayu Kota dan Kecamatan Arahan.
“Anggaran untuk pembangunan itu sudah dialokasikan dari APBD dan APBN.”tuturnya.