INDRAMAYU,(Fokus Pantura),- Nasib ratusan nasabah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Remaja Kabupaten Indramayu Jawa Barat, menunggu keputusan Bupati Indramayu sebagai Kuasa Pengguna Anggaran(KPM) untuk memikirkan uang yang mereka simpan dalam bentuk tabungan maupun deposito selama ini.
Ratusan nasabah BPR KR tersebut, menyampaikan unjuk rasa di depan Kantor Bupati Indramayu dengan membentangkan poster “selamatkan uang kami”, Senin 20 Maret 2023.
Upaya aksi unjuk rasa ratusan nasabah tersebut, setelah sebelumnya mengadu ke Gedung DPRD Indramayu dan berujung buntu. Akibat tidak adanya kepastian kapan uang yang mereka simpan dicairkan baik di Kantor Cabang maupun Pusat BPR Karya Remaja, ahirnya ratusan nasabah tersebut melakukan aksi unjuk rasa. Hal itu dilakukan dengan kondisi yang semakin tidak menentu, terkait penarikan tunai macet disemua cabang BPR dan Pusat BPR Indramayu.
Pantauan Fokuspantura.com menyebutkan, aksi unjuk rasa tersebut diawali dengan berjalan kaki dan berpakaian serba hitam menuju Pendopo Indramayu. Rupanya mereka ingin menyampaikan audiensi dengan Bupati Indramayu Nina Agustina sebagai KPM.
Ratusan nasabah Bank BPR KR menyuarakan dengan lantang bahkan meminta kepada Bupati Indramayu agar bisa menemuinya agar memperoleh solusi kapan penarikan tunai uang para nasabah tidak terjadi lagi kendala atau kemacetan.
Bahkan, ratusan nasabah tersebut mengaku tidak percaya kepada siapapun termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Indramayu yang notabene ingin menjembatani permasalah tersebut namun hingga kini masih belum bisa mempertemukan ratusan nasabah dengan Bupati Indramayu.
Aksi demo yang mengatasnamakan Forum Peduli Nasabah itu meluapkan kekesalannya bahwa pihak yang paling bertanggung jawab adalah BPR KR dan kantor cabang nya. Mereka menyatakan, bahwa persoalan penyidikan kasus korupsi di tubuh direksi BPR, adalah persoalan lain jangan libatkan nasabah yg tidak tahu persoalan yang selama ini sedang terjadi di internal BPR KR.
Salah seorang nasabah BPR KR Indramayu, Brilian usai mengikuti pertemuan di ruang Sekda Indramayu mengatakan bahwa pihaknya kecewa, karena dari beberapa perwakilan yang diajak masuk ke ruangan Sekda tidak ada solusi atau jawaban yang bikin nasabah senang.
Malah sebaliknya bahwa para nasabah merasa kecewa, pasalnya Bupati Nina tidak bisa menemui. Namun hanya dijelaskan bahwa aspirasi para pengunjuk rasa akan disampaikan kepada Bupati Indramayu.
Brilian menegaskan bahwa pihaknya bersama ratusan nasabah lainnya dari berbagai kecamatan tidak ingin meminta uang milik pemerintah. Akan tetapi para nasabah ingin bertemu dengan Bupati Indramayu, agar uang para nasabah yang besarannya berfariatif itu bisa diambil secara tunai karena memang menjadi hak nasabah.
Pihaknya berharap Bupati segera dan secepatnya mau bertemu dengan rakyatnya. Agar ada jawaban dan bisa menolong rakyatnya.
Sementara itu, mewakili Forum Peduli Nasabah, Ukho Al Khudri menjelaskan bahwa dirinya berharap Bupati Nina selaku KPM harus bisa menerima keresahan rakyatnya. Para nasabah ini rakyatnya Bupati, jadi wajar ketika rakyatnya ingin meluapkan kekawatiran uang para nasabah menabung dengan waktu lama agar bisa diselesaikan dan dibayar secara tunai.
Menurutnya aksi unjuk rasa ini belum seberapa. Namun jika masih saja rakyat atau nasabah Bank BPR KR terkesan diabaikan, maka aksi demo akan terus dilakukan hingga ada titik temu yang pasti dan rakyat bisa tenang.
Terpisah, Bupati Indramayu, Nina Agustina, telah memerintahkan kepada seluruh Cabang – Cabang dan Kantor Pusat BPR Karya Remaja, agar segera membuka pengaduan bagi para nasabah yang saat ini uang tabungannya masih belum bisa dicairkan.
Upaya pelayanan pengaduan nasabah dibuka itu, menyusul banyaknya keluhan soal sulitnya menarik saldo tabungan dan deposito buntut dari kasus ratusan debitur nakal berujung pada kredit macet.
“Banyak yang melapor ke saya soal nasib tabungan dan depositonya di BPR KR yang tidak bisa diambil, maka saya selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM) memerintahkan kepada Direktur Operasional untuk membuka pelayanan pengaduan nasabah, agar jangan sampai rakyat dirugikan dengan adanya kasus yang menjerat BPR KR,” ujar Bupati Nina.
Langkah membongkar kasus kredit macet dan dugaan korupsi di Perusahaan Umum Daerah (Perumda) BPR KR, menurut Bupati Nina Agustina semata-mata untuk kepentingan rakyat Indramayu, maka menjadi kontra produktif jika kemudian hal itu justru merugikan para nasabah yang notabene adalah rakyat Indramayu juga.
Ia berharap, semoga dengan dibukanya pelayanan pengaduan ini bisa memberikan secercah harapan bagi nasabah, sekaligus sebagai langkah nyata jajaran Direksi BPR KR untuk mengambil kebijakan yang konstruktif untuk memulihkan kondisi yang ada.
Menurutnya keluhan para nasabah sebenarnya tidak perlu terjadi jika para kreditur yang meminjam uangnya di BPR segera membayar angsuran dan atau mengembalikan pinjamannya, sehingga aset yang dijadikan jaminan atas kredit macet tersebut bisa segera dilelang.
“Terus terang seharusnya Dirut BPR KR, Sugiyanto bertanggung jawab penuh atas masalah ini, karena sejak awal dia yang mengetahui manajemen di BPR KR serta apa yang terjadi di dalamnya juga dia tahu persis. Ini kan imbas kebijakan masa lalu, kita ini kena getahnya saja, karena saya menjabat sebagai Bupati Indramayu baru 2 tahun, sementara masalah di BPR KR itu sudah berlangsung sebelum masa kepemimpinan saya,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Operasional BPR KR Indramayu, Bambang Supena menjelaskan, pelayanan pengaduan untuk nasabah meliputi soal tabungan, deposito atau transaksi keuangan lainnya. Sedangkan syarat yang harus dibawa saat mengadu yakni fotokopi KTP, fotokopi tabunagn awal dan akhir serta saldo tabungan/deposito.
“Pengaduan nantinya akan diterima sesuai cabang masing-masing. Jika nasabah menabung atau deposito berasal dari cabang A maka silakan mendatangi meja pengaduan cabang A juga,” ujar Bambang.
“Pelayanan pengaduan berlaku untuk seluruh nasabah yang telah menabung dan deposito di seluruh cabang BPR KR di Kabupaten Indramayu, meliputi Cabang Krangkeng, Cabang Karangampel, Cabang Juntinyuat, Cabang Kedokan Bunder, Cabang Sliyeg. Cabang Kertasemaya, Cabang Bangodua, Cabang Widasari, Cabang Lohbener, Cabang Losarang, Cabang Kandanghaur, Cabang Anjatan, Cabang Haurgeulis, Cabang Gabus Wetan, Cabang Cikedung dan Cabang Sindang,” ujar Bambang. (Jujun Juhanda/FP).