BANDUNG,(Fokuspantura.com),- Usai sudah teka-teki, drama, manuver dan segala tebak-tebakan soal tokoh mana saja yang bakal maju pada ajang Pilkada Jawa Barat semakin terang benderang. Beberapa koalisi partai politik sudah mulai resmi mengumumkan kandidat pasangan masing-masing.
Salah satu koalisi partai yang sudah awal mengumumkan kandidatnya adalah Gerindra 11 kursi, PKS 12 kursi dan PAN 4 kursi dengan syarat 27 kursi anggota DPRD Jawa Barat. Tiga parpol itu bersepakat mengusung pasangan Mayjen (Purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu di Kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (27/12/2017).
Selang beberapa waktu, menyusul koalisi Partai Golkar 17 kursi dengan Partai Demokrat 12 kursi mengerucut, usai pertemuan inten Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedy Mizwar dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dikediaman Demiz. Setelah pertemuan itulah keduanya semakin mantap dan partai Golkar bersama Partai Demokrat terus melakukan komunikasi politik. Partai Demokrat yang sudah mengusung Dedi Mizwar sebagai Cagub Jabar, sementara Partai Golkar sendiri sudah menetapkan Dedi Mulyadi sebagai kandidat yang dipasang, ahirnya kedua parpol meneguhkan koalisi “Sajajar”.
Nama itu diambil mengingat kedua kandidat memiliki kesamaan nama DM-DM (DM2), ahirnya koalisi ini mengumumkan nama Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jawa Barat, dengan jumlah dukungan 29 kursi dan rencananya akan dideklarasikan pada 9 Januari 2018 lusa di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Kota Bandung.
Awal tahun 2018, tersisa lima partai politik yakni PDI Perjuangan 20 kursi, Partai Nasdem 5 kursi, PPP 9 kursi, PKB 7 kursi dan Partai Hanura 3 kursi yang masih tarik ulur utuk menentukan koalisi, karena kelima partai tersebut masih memiliki peluang untuk mengusung dua pasanganan Cagub dan Cawagub Jawa Barat, kendati Partai Nasdem sudah menjagokan Ridwan Kamil (RK) begitu lama.
Sempat koalisi Partai Nasdem dengan Partai Golkar mencair lewat SK DPP yang ditanda tangani oleh mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dengan meminangkan Ridwan Kamil(RK) dengan Daniel Muttaqien Syafiudin (DMS) mewakili Priangan-Pantura, namun kandas ditengah jalan, karena SK DPP Partai Golkar dicabut seiring pergantian Ketua Umum Partai Golkar yang baru Airlangga Hartarto
Hal ini tentu saja menjadi semacan puncak drama yang sangat menarik, sebab sebelumnya, Golkar sempat memunculkan nama Bupati Purwakarta sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat.
Manuver Golkar untuk memilih Deddy Mizwar sebagai calon Gubernur dan “manurunkan” Dedi Mulyadi (yang sebelumnya diplot sebagai calon Gubernur) sebagai calon Wakil Gubernur dianggap sebagai langkah yang realistis.
Sekjen Golkar Idrus Marham mengatakan bahwa Deddy Mizwar dipandang memberi peluang kemenangan lebih besar ketimbang mencalonkan Dedi Mulyadi.
Di lain pihak, Dedi Mulyadi juga tidak keberatan jika harus mendampingi Deddy Mizwar sebagai wakil.
“Posisi di mana pun kalau memberikan kontribusi positif untuk masyarakat ya enggak ada problem,” ujar Dedi.
Kehadiran pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi ini tentu saja akan menjadi ancaman yang serius bagi koalisi lain. Sebab, selain kiprah Deddy Mizwar yang wajahnya sudah muncul di berbagai produk seperti Larutan Penyegar cap Badak, pasta gigi Enzim, sampai Sosis Sonice, serta kiprah Dedi Mulyadi sebagai sosok pegiat seni dan budaya Jawa Barat yang tentu saja bisa menjadi senjata pemasaran, keduanya juga masih punya senjata yang lain, yaitu kemiripan unsur nama yang tentu saja memunculkan banyak variasi nama cantik.
Pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi bisa bermain menggunakan nama cantik “Duo DM”, sebab keduanya memang punya unsur inisial nama DM.
Nanti mereka bisa menggunakan tagline “Kejar gebetan lewat DM, ikut coblosan pilih DM”.
Atau bisa juga mengoptimalkan nama Deddy dan Dedi. Nantinya keduanya bisa menggunakan nama cantik “DeDe” atau “Deddy-Dedi”, nanti tagline-nya bisa dibikin berima, “Deddy and Dedi is Our Daddy” atau “No Deddy, No Dedi, No Party”.
Pasangan koalisi empat Parpol yakni, Partai Nasdem, PPP, PKB dan Partai Hanura menjadi figur yang tak kalah penting dalam percaturan politik Pilgub Jabar sebagai kandidat yang menguasai massa perkotaan dan perdesaan. Dimana keempat Parpol tersebut resmi mengusung Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil dan Bupati Tasikmalaya, UU Ruzhanul Umum sebagai Cagub dan Cawagub Jabar.
Keempat parpol tersebut resmi menyatakan bulat lewat SK DPP masing-masing untuk mengusung pasangan Ridwan Kamil dan UU Ruzhanul Ulum pada, Minggu(7/1/2018) masing-masing di tanda tangani oleh Ketua Umum empat Partai Politik dan langsung diambil oleh pasangan Cagub Cawagup lewat roadshow bersama dan rencananya deklarasi pasangan ini akan dilaksanakan pada 9 Januari 2018 lusa.
Berbeda dengan satu pasangan yang diusung PDI Perjuangan, Jendral TNI dan Polri resmi dideklarasikan oleh Ketua Umum Megawati Soekarno Putri pada Minggu(7/1/2018) memutuskan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Mayjend TNI (Purn) TB Hasanudin dan mantan Kapolda Jabar, Irjen Polisi (Purn) Anton Charliyan sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
Dihadiri oleh pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ketua-Ketua DPC se- Jawa Barat, Ketua Umum Megawati mendaulat kedua jenderal itu untuk bertarung pada Pilkada jabar 2018.
Kini, publik sudah mulai mengutak atik kantong-kantong basis masa pendukung empat pasangan Cagub dan Cawagub Jawa Barat yang bakal bertarung pada Pilkada serentak 27 Juni 2018 mendatang. Berbagai analisa pun sudah mulai kenceng dibahas di medsos dan obrolan para elit, bahkan diperkirakan pelaksanaan Pilgub Jabar akan semakin seru dengan issu-issu kekinian. Diundurnya penyerahan surat rekomendasi dari PKB untuk Ridwan kamil menjadi issu sensitif apakah RK bisa lengkang bakal maju sebagai calon Gubernur jawa Barat, wallahu’alam (berbagai sumber/net)